Nisfu Syaban Jatuh pada Minggu, 25 Februari 2024 Sedangkan Malam Nisfu Syaban Sabtu, 24 Februari 2024

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam perlu menghidupkan malam Nisfu Syaban  yang jatuh pada tanggal 15 Syaban.

Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hari raya dan malam Nisfu Syaban, maka hatinya tidak akan mati di saat semua hati mati.”

Tanggal pada bulan Syaban mengacu pada kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam. Sistem penanggalannya berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi sehingga disebut dengan kalender qomariah (bulan). Maka, tanggal 1 di bulan Hijriah jatuh pada malam hari setelah waktu maghrib.

Merujuk dari Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan oleh Kemenag RI, diketahui bahwa 15 Syaban 1445 akan jatuh pada tanggal 25 Februari 2024. Hal tersebut menunjukkan bahwa jadwal Nisfu Syaban 2024 versi pemerintah akan jatuh pada hari Minggu, 25 Februari 2024.

Sedangkan malam Nisfu Syaban 2024 Mengutip dari buku ‘Islam yang Produktif’, dijelaskan bahwa pergantian hari pada tahun Hijriah dihitung sejak Matahari terbenam atau waktu maghrib. Hal tersebut menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024

Adapun sejumlah amalan yang dapat dikerjakan umat Islam pada malam Nisfu Syaban:

1. Berdzikir dan Berdoa

Datangnya bulan Syaban dapat dimaknai dengan berbagai amalan baik, salah satunya dengan mengamalkan doa maupun dzikir. Berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik, dikatakan bahwa:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah saw. jika masuk bulan Rajab, dia berkata, ‘Allahumma Barik lanaa fii Rajaba wa Sya’ban wa baarik lanaa fii Ramadhan.’ (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan)’.” (HR. Ahmad, No. 2.228).

Selain membaca dzikir maupun doa, seorang muslim juga disunnahkan untuk mengerjakan puasa dan sholat.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang mengatakan bahwa:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

Artinya: “Jika malam Nisfu Syaban datang, maka bangunlah di malam harinya, dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah pada malam itu turun ke langit dunia hingga terbit malam hari. Dia berfirman, ‘Ingatlah, adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya. Adakah yang memohon rezeki, niscaya Aku akan memberinya. Adakah yang sedang ditimpa ujian, niscaya Aku akan menyelamatkannya. Begitu seterusnya, hingga terbit fajar’.”

Selanjutnya terdapat amalan malam Nisfu Syaban dengan membaca Al-Quran.

Anjuran mengenai membaca Al-Quran juga bahkan disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al-Alaq ayat 1. Adapun isi dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ۝١

Iqra’ bismi rabbikalladzî khalaq.

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!”

Hal ini dilakukan umat Islam di Musholla dan masjid dengan membaca surat Yasin sebanyak 3 kali.