jika bangsa ini salah bersikap Indonesia akan jadi bancak’an pihak asing

Catatan : Gus Miskan Turino.

Kesalahan fatal PDIP sebagai partai berkuasa memperlakukan Jokowi sebagai petugas partai, apalagi ditengarai suara Jokowi di internal PDIP seakan tidak berhak menentukan desain atas keberlanjutan pembangunan Indonesia Maju, bahkan terlihat seolah hanya Ketum partai yang berhak menentukan desain kekuasaan selanjutnya.

Indikator tersebut diatas yang menjadikan Jokowi merasa tidak dihargai sebagai seorang Presiden, sehingga Jokowi harus menyelamatkan keberlanjutan pembangunan Indonesia Maju dengan sendirinya, sehingga terjadilah deal2 politik yang menghasilkan tiga kontestan paslon capres.

Dalam perjalanan rupanya dinamika politik terus berkembang semakin panas, karena banteng betina merasa terancam eksistensinya oleh gerakan siksak mantan petugas partainya.

Prilaku banteng betina mengingatkan kita pada peristiwa ketika dikalahkan oleh Gusdur pada pemilihan presiden tahun 1999.

Dalam perjalanannya sebagai wapres, apa yang dia perbuat kemudian ?, sejarah sudah membukanya sendiri melalui buku “menjerat gusdur”.

Hari ini kita semua melihat kembali nuansa gerakan politik 1999, anehnya dulu Mahfud sebagai Menhan sekaligus juru loby Gusdur, kini Mahfud sebagai Menkopolhukam justru seolah sebagai juru tampung petisi 100.

Gerakan petisi 100 ditengarai bagian dari kolaborasi dua kelompok paslon capres yang menggunakan konsultan politik.

Sementara diperkirakan hasil mapping konsultan politik kedua paslon melihat bahwa approval rating jokowi masih tinggi sekitar 75 bahkan hingga 80%, artinya pengaruh Jokowi terhadap kontestasi capres 2024 sangat besar apalagi dukungannya diarahkan pada paslon capres Pabrowo dan Gibran.

Atas data tersebut untuk menyelamatkan kedua paslon capres dari kekalahan fatal, maka mereka (aktor intelektual) mungkin berpikir bahwa satu satunya jalan agar tidak ada penghalang bagi paslon capres 1 dan 3, maka harus diinisiasi adanya pemakzulan Jokowi dari kursi Presiden, persis apa yang pernah dilakukan pada Gusdur.

Pertanyaannya, jika Mahfud mengaku dan diklaim oleh sebagian orang bahwa dia adalah kader dan paling dekat dengan gusdur, apa sepicik itu Mahfud menerima kelompok petisi 100 dikantornya ?, apakah itu karena karma soal etika ?????

Lalu sebenarnya siapa kekuatan dibalik paslon capres 1 dan 3… ???

Sehebat apa sih Megawati dan Surya Paloh ?? artinya keduanya kalau toh nyapres juga gak bakalan laku kok.

Disinilah gerakan mereka tersebut yang selalu menjadi pertanyaan publik, siapa kekuatan besar dibalik mereka berdua ?

Jadi kesimpulannya yang dihadapi Jokowi ternyata bukan saja rakyatnya sendiri tapi juga pihak asing melalui proxy2nya yang sedang mengaduk aduk tokoh2 nasional dan sebagian Ketum2 Partai yang sedang berkontestasi dalam pilpres.

Hati hati dan waspadalah…

Jika salah bersikap, maka Indonesia akan kembali menjadi bancak’an pihak asing.

Salam,
Miskan Turino