“paslon nomor 1 dan 3 mental kenegarawannya belum terbentuk”

Catatan : Gus Miskan Turino.

Pemilu pilpres sedang terjebak kampanye berbasis kebencian.

Ketiga paslon capres khususnya dua paslon nomor 1 dan 3 sepertinya terbawa arus pikirnya tokoh dibelakangnya yaitu PS dan MGWT.

Dari pemaparan pada acara debat capres ke II basic kebenciannya sangat nampak, sehingga mereka berdua seolah membutakan diri (masa bodoh) terkait data dan mekanisme dalam mengelola manajemen pertahanan sebagai bentuk rahasia negara.

Mereka berdua (paslon 1 dan 3) sepertinya ada yang mendorong dalam debat capres yang kedua ini, agar bagaimana data pertahanan nasional kita dibuka diruang publik.

Jika masyarakat cerdas dalam mencermati debat kemarin, bahwa khususnya titik ini (materi pertahanan) ditengarai atau jangan2 ada pesanan misterius yang sengaja ditiupkan pada kuping kedua paslon tersebut, namun keduanya tidak sadar atau bahkan seolah bangga apa yg keduanya jadikan pertanyaan adalah sesuatu yang hebat, padahal justru semakin nampak kebodohannya sebagai calon pemimpin sebuah negara.

Lalu dimana letak kebodohannya atau tidak pahamnya keduanya sebagai calon pemimpin sebuah negara besar seperti Indonesia setidaknya ada dua hal yang fatal :

Pertama, materi pertahanan yang harusnya dia paham bahwa data pertahanan adalah terkait dengan Nasional Security yang tidak boleh dibuka diruang publik.

Kedua, terkait konstruksi utang Negara yang selalu dijadikan isu publik, bukan sebaliknya justru harusnya dijadikan sebagai pencerdasan publik. Karena keduanya sebagai mantan Gubernur harusnya paham tentang konstruksi utang negara.

Kesimpulannya kedua paslon tersebut (nomor 1 dan 3) mental dan jiwa kenegarawanannya belum terbentuk.

Dari hasil debat kedua capres, sementara paslon nomor 1 dan 3 menurut standar kualitas sebagai pemimpin negara, sepertinya belum layak.

Salam,
Miskat Turino