Jokowi harus memulai menghadirkan generasi Z untuk Indonesia Maju

Catatan : Gus Miskan.

Pasar pengamat dan komentator politik terkait dengan pilpres utamanya hadirnya Gibran, sedang ramai dan laris.

Terlepas akurasinya dalam membaca peta politik khususnya membaca arah pikiran Jokowi itu benar atau salah, kalau sudah urusannya dengan pasar, saya yakin mereka pasti main hajar.

Jika dilihat dari komitmen Jokowi terkait dengan pembangunan maupun kemajuan negara bangsa, sebenarnya bisa dilihat tidak sekedar dari ucapan maupun hadirnya pembangunan Indonesia secara fisik, tetapi komitmen itu bisa dilihat bagaimana konsistensinya terhadap kemajuan bangsa secara keseluruhan yang tidak boleh kembali mundur.

Persoalannya antara komitmen Jokowi dan komitmen para Ketum Partai Politik koalisi terhadap pembangunan negara bangsa jauh berbeda.

Jokowi sibuk menata bentuk bangunan politik (demokrasi) dan pranata fisik Indonesia hingga keunggulan Sumber Daya Manusia untuk menuju Indonesia Emas. Sementara para Ketum Partai masih sibuk dan berkutat pada urusan kepentingan sesaat (manfaat golongan atau kelompok), hal ini bisa dilihat dari prilaku anggota parlemen termasuk gerak parlemen, ternyata mereka semua selalu dalam kendali para ketum partai.

Pengelolaan negara dan sistem kinerja tiga entitas pemerintahan (eksekutif, legislatif dan yudikatif) selalu tidak sinkron apakah karena kualitasnya rendah atau memang terjadi penyelewengan kepentingan, itu hanya mereka yang tahu.

Jika para pengelola negara tidak mempunya mental dan jiwa negarawan, maka jalannya pemerintahan dan pembangunan negara akan mengalami kesulitan bahkan bisa jadi akan terjadi gangguan dari dalam maupun dari luar.

Pilpres 2024 kali ini menunjukkan tanda tanda sebagaimana tersebut diatas, dimana terjadi dua pandangan dan orientasi yang berbeda antara Jokowi dan para Ketum partai.

Jokowi bicara regenerasi bangsa, disisi lain para Ketum Partai bicara kekuasaan.

Jokowi bicara pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia emas (pembangunan jangka panjang), para Ketum Partai bicara manfaat golongan atau kelompok (manfaat sesaat).

Semoga para Ketum Partai semakin dewasa dan mempunyai mental dan jiwa kenegarawanan agar Indonesia tidak selalu menjadi ajang pertarungan global player maupun tumbal peradaban.

Salam,
Miskan Turino