Keharmonisan Hubungan NU-Muhammadiyah Teladan Bagi Bangsa

Catatan Yahya Aziz Dosen Uinsa, Penulis Buku Peran Para Kyai Terhadap Perjuangan Kemerdekaan.

Bebarapa hari yang lalu 25-5-2023 Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka membicarakan kerja sama kedua organisasi islam tersebut.
Maka sudah saatnya NU dan Muhammadiyah melakukan hal-hal yang lebih konkret sebagai kerja bersama antara dua organisasi, kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

KH. Cholil Yahya Staquf menyambut baik kehadiran ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir beserta jajaran pengurus pusat.

Kata Gus Yahya Cholil Staquf : “Terus terang kami menyampaikan ke Pak Haedar kami butuh banyak belajar dari Muhammadiyah tentang kebutuhan-kebutuhan real organisasi.”

Gus Yahya Chalil Staquf juga mengatakan NU perlu belajar ke Muhammadiyah tentang pengelolaan lembaga pelayanan, pendidikan, kesehatan, penataan organisasi yang akan diterapkan di N U.

Kalau soal komunikasi secara langsung sudah biasa dilakukan sejak dulu, bagaimana kita bersama-sama mencari dan membangun strategi menciptakan momentum kedamaian bangsa agar umat bersatu demi NKRI.

Hubungan NU Muhammadiyah sangat harmonis sejak PP Muhammadiyah dijabat oleh KH. Azhar Basyir dan Ketua Umum PBNU oleh KH. Abdurrahman Wahid. Hubungan itu terus berlanjut hingga era kepemimpinan KH. Hasyim Muzadi (NU) & Prof. Din Syamsudin (Muhammadiyah).

Dan insya Allah hubungan ini akan berlanjut di era kami untuk melahirkan gerakan konkret kerja sama antara N U & Muhammadiyah.

KH. Yahya C. Staquf berharap keberadaan 2 organisasi ini, bisa saling mengisi satu sama lain.

Kebersamaan ini diharapkan mampu memperbaiki semangat masyarakat dalam menyambut berbagai isu keummatan, kenegaraan dan kebangsaan universal.
Lebih-lebih masalah kepemimpinan nasional jelang pilpres 2024.

Inilah gerakan moral dari 2 teladan pemimpin kedua organisasi masyarakat agar tetap menjaga persaudaraan walaupun pilihan berbeda.
Barakallah…..