Bhineka Tinggal Eka

Indonesia itu unik. Ia berdiri di atas identitas daerah yang sangat banyak dan beragam yang sebenarnya memiliki potensi disintegrasi yang sangat tinggi. Akan tetapi para pendiri bangsa ini, yang didukung oleh seluruh rakyat Indonesia bersama-sama bersepakat untuk mendirikan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam semangat kebhinekaan yang satu. Perekatnya adalah Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan falsafah Negara alias Operating Systemnya NKRI

Gerakan-gerakan intoleran, radikal, ekstrim dan teror bertujuan untuk merusak Indonesia. Karena mereka tahu bahwa kekuatan Indonesia ada pada identitas kedaerahan yang sangat beragam namun berkedudukan sama dan sejajar, maka yang pertama kali dilakukan oleh gerakan ini adalah dengan menyerang identitas kedaerahan tersebut. Budaya Indonesia secara terstruktur dan masif mulai dikecilkan, dirusak bahkan dihilangkan dan diganti dengan budaya asing yang anti kebhinekaan. Mereka akan mengadu-domba antara satu identitas dengan identitas yang lain, membuat kebhinekaan kehilangan equlibriumnya.

Mereka tahu, bahwa saat kita kehilangan identitas daerah, maka fondasi terhadap KNRI itu akan hilang dan akan dengan gampang ditembusi dan dirusak

Bagaimana melawan gerakan-gerakan intoleran, radikal, ekstrim dan teror ini? Tidak ada cara lain selain memperkuat kembali identitas daerah kita yang sangat berbhineka. Hanya dengan mengenal jati diri kita, yang merupakan sub-sistem penopang NKRI, maka kita bisa memecah-belah penetrasi gerakan-gerakan intoleran, radikal, ekstrim dan terorisme.

Tanggal 28 Oktober 1928, Identitas kedaerahan ini telah menunjukkan bahwa kebhinekaan yang bersatu adalah fondasi utama tegaknya Indonesia, dengan Operating Systemnya yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Jadi JANGAN TAKUT untuk menunjukkan identitas daerah kita, sebagai kekuatan pendukung berdirinya NKRI dan INGAT: Karena Pancasila dan UUD 1945 adalah OPERATING SYSTEM NKRI, maka Gerakan GANTI SISTEM itu adalah Gerakan yang bertujuan mengganti Pancasila dan UUD 1945.

BhinnĂªka tunggal ika tan hana dharma mangrwa: Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Biar berbeda-beda, tetaplah satu jua!

Jakarta,Indonesia Tanah Air Beta

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com