Daya Pikat Barong Osing Vs Gandrung Temu

 

Banyuwangi-menaramadinah.com-Puji syukur Alhamdulillah di penghujung tahun 2022 ini, aku bisa menata pertunjukan di Ketapang Indah Hotel dengan Tema Amazing Osing yang menampilkan warna khas seni budaya Osing di antaranya ; seni Bordah, Mocoan Lontar dalam ruwatan, Pencak Sumping, fragmen Seni drama tari Barong Jakripah Vs Paman Iris dan gandrung sang maestro Mak Temu Misti.

Sekitar 350 pasang mata para tamu dari dalam dan luar negeri terbelalak tertuju pada arak2an Barong Osing (yang pernah tampil di Frankfurt Jerman) diiringi musik rancak dipandu gerak jenaka sepasang Pitik2an mulai dari Marlin Resto di tepi pantai hingga memasuki hall utama Ketapang Indah Hotel.

Aura dalam gedung terasa mistis, asap dupa mengepul bersamaan lantunan tembang Luntar Yusup pupuh Kasmaran dan Arum2 serta Kidung Rumekso ing Wengi membuat para tamu terdiam seolah terhipnotis energi syair tembang sebagai doa tolak balak ini. Disusul vokal khas Osing melantunkan syair Barjanji diiringi musik ritmik gembrung.
Tepuk tangan tak terbendung ketika sepasang anak2 perempuan masih kecil menunjukkan kebolehannya dalam seni bela diri pencak sumping.
Demikian pula sepasang orang dewasa menarik perhatian dalam gerakan duel seni pencak dengan iringan musik rancak tempo cepat.

Kali ini Gandrung Terop dipersembahkan oleh Ketapang Indah Hotel untuk para tamu dalam pertunjukan pendek. Dua gandrung tampil memukau yaitu Gandrung Temu dan gandrung Reni. Gandrung Temu penerima anugerah Kebudayaan Nasional, penerima gelar Maestro Tari Indonesesia dari Kemendikbud dan melatih 15 anak se Indonesia dalam program BBM Belajar Bersama Maestro ini pernah memukau publik Eropa saat tampil di Frankfurt Jerman. Walau usia gandrung Temuk menginjak 71 th, ia tampil begitu energik malam ini.

Sebelum gandrung Temu tampil, para tamu dibuat tertegun menyaksikan FRAGMEN seni drama tari BARONG Jakripah – Paman Iris.

Pagelaran ini diambil dari buku “KEMIREN – Kisah Barong Jakripah dan Paman Iris” karya Aekanu Hariyono pengantar Prof.Dr.Ayu Sutarto yang diterjemahkan oleh 7 penutur bahasa aslinya yaitu bahasa Inggris, Belanda Perancis, Itali, Osing, Jawa dan bahasa Indonesia.
Barong Osing berkembang di kalangan masyarakat Osing, salah satu kelompok etnis yang dianggap paling tua di Banyuwangi, Jawa Timur. Barong Osing dianggap sebagai pengejawantahan leluhur yang menunggu desa.
Itulah sebabnya Barong sangat berperan penting dalam upacara2 adat, hajatan maupun acara yang berhubungan dengan kesuburan dan keselamatan di desa. Barong Osing menyandang identitas yang khas antara rasa Jawa dan Bali, Islam dan Hindu, gunung dan laut, sakral dan profan.
Barong Osing memiliki ciri terdiri 5 warna, tubuhnya bersayap dan bermahkota besar di kepalanya.

Buku Kemiren tersebut terinspirasi dari penampilan seni Barong semalam suntuk yang terdiri beberapa cerita non-linier yang unik dan menarik sebagai ramuan dari musik, tari, puisi, pantun, mantra, lelucon, mistis akrobatis dll.
Cerita Barong-Jakripah dan Paman Iris menjadi daya pikat tersendiri bagi penggemarnya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

“Jakripah gadis cantik dan sakti kehilangan hewan piaraannya berupa barong yang diberi nama Barong Sinar Udara. Barong yang menjadi kekuatannya itu sangat membuatnya gundah dan lemah. Ia mencari ke mana-mana. Dalam perjalanan ia bertemu Tambur,.Layar, Kemudi yang berdandan seperti badut dan bertingkah lucu. Disusul kemudian datanglah pemuda tampan bernama Paman Iris di antara mereka. Tatapan mata Jakripah dan Paman Iris membuat hati mereka terpikat dan saling jatuh cinta.
Kepada mereka Jakripah berjanji siapapun yang bisa menemukan barongnya, ia bersedia menjadi istrinya.
Paman Iris yang sakti itu ternyata bisa menemukan Barong Sinar Udara yang bisa merobah wujudnya menjadi kupu-kupu.
Ketika Paman Iris menagih janji, Jakripah menolak dan bahkan minta Paman Iris bertarung melawan barong. Betapa hancur hati Jakripah melihat barongnya mati di tangan Paman Iris.
Jakripah merayu Paman Iris agar menghidupkan lagi barongnya dan berjanji jika barong bisa hidup kembali, ia siap diperistri Paman Iris.
Namun betapa terkejutnya Paman Iris saat Barong Sinar Udara bisa dihidupkan kembali, Jakripah mengingkari janjinya dan bahkan menantang adu kesaktian duel berdua.
Duel perang dua orang yang sebenarnya saling jatuh cinta ini saling adu mantra dan kanuragan yang dasyat terjadi, namun Jakripah kalah digdaya dan dibuat bulan-bulanan oleh tendangan Paman Iris. Tidak tega melihat Jakripah yang makin lemah, Paman Iris yang sakti demi cintanya pada Jakripah, ia menunjukkan titik apesnya.
Akhirnya Paman Iris merelakan raganya dimakan oleh Barong Sinar Udara, rohnya masuk ke raga Jakripah.
Jakripah Barong dan Paman Iris menyatu dan hidup bahagia”

Pertunjukan menjadi sangat menarik dengan koreo yang digarap oleh Samsul Slamet Diharjo diiringi para pemain, penari dan para pemusik muda berbakat ditunjang dekorasi panggung dengan lighting spektakuler yang diramu oleh Kang Nur Kholil dkk.

“Ketapang Indah Hotel, hotel berbintang lima malam ini dari pertunjukan seni, dekorasinya terasa aura bernuansa agraris. Hiasan yang terpajang benar2 buah lokal yang utuh dengan batang dan daunnya, kudapannya juga kue2 olahan tradisional..nampak sekali sebagai hotel berbintang pelestari seni tradisi”, ucap salah seorang tamu yang biasa menginap di hotel ini dengan bangga.

(By Aekanu – Kiling Osing Banyuwangi)