Sudut Pandang tentang Bullying

 

Oleh : Rivaldi Handita
Cahya Susila, S.Pd (Guru BK MTsN 8 Jember).

Pernahkah kita mendapatkan suatu perkataan yang tidak enak bagi diri kita, sebagai contoh kamu gendut sekali, kamu hitam sekali dan sebagainya, yang jelas kita akan terganggu dengan semua itu. Mereka akan senang dan itulah yang mereka harapkan ketika kita merasa terganggu dan tersinggung, penghinaan itu memerlukan peneriman, artinya kita tidak akan bisa tersinggung atau terhina kecuali kita sendiri yang dengan sengaja menerima semua itu. susah sekali ? setidaknya kita mencoba dan tau semua ini.

Seseorang yang nyatanya sudah cantik, ganteng, putih dan sebagainya yang mendukung semua yang dia inginkan nyatanya masih tersusik dengan kehadiran sosok baru yang lebih dari si pelaku, yang mana hal itu yang akan membuat pelaku melakukan bullying ke orang yang di anggap lebih diatas darinya apalagi ke orang yang lebih lemah darinya. bisa habis-habisan.

Kata bijak mengatakan mereka akan menghina ketika kita ada di bawah, mereka akan mengacuhkan ketika kita sedang berproses, dan mereka akan tetap membenci ketika kita sudah di atas meraih kesuksesan. So, kita hanya perlu fokus pada diri kita, fokus pada tujuan ke depan kita yang baik dan benar sesuai pada norma-norma yang berlaku.

Fakta di tv pun mengatakan bahwa orang baik pun pasti tetap ada yang membenci, seorang superhero saja masih mempunyai musuh yang notabennya menolong banyak orang dan begitulah faktanya, di dunia ini sebaik apapun seseorang pasti ada netizen yang mengomentarinya, hatters yang membenci dan mencemoohnya

Maka dari itu kita tidak usah banyak gaya, banyak orang gagal menjadi kaya hanya karena ingin menampakkan bahwa dia kaya, membeli barang-barang mewah, pamer harta benda dan sebagainya dengan membuang uang, waktu dan tenaga. kita ingin di akui dengan menjadi pengacau dalam berbagai kegiatan, mengajak anak berkelahi agar menunjukan kita kuat, mengajak teman menyindir teman lain supaya kita tidak kalah saing, mengupload foto kita yang mana mengarah ke arah negatif seperti memakai baju mini, gestur tangan dan tubuh ke arah pelecehan, dan sebaginya masih banyak lagi.

Pepatah mengatakan di atas langit masih ada langit jadi fokus saja pada diri kita menjadi lebih baik, bukan kelihatan lebih baik. mau sampai kapan kalian akan iri dengan orang lain, sampai kapan kalian akan membully orang lain, sampai kapan kalian akan melakukan kejahatan, sampai kapan kalian senang dengan perbuatan yang salah dan sampai kapan kalian tidak percaya diri.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 11 artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang di olok-olok) lebih baik dari mereka ( yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang di olok-olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok), janganlah kamu saling mencaci satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Mencari sebuah pengakuan dan penghargaan dengan cara seperti itu tidaklah dibenarkan hal itu akan membuat kita merasa kurang akan pujian, sok berkuasa, di jauhi orang bahkan orang akan risih ke kita, jika kita salah orang terdekat kita akan tetap menganggap benar, kapan kita akan berkembang dan lebih baik dong, jika kita salah orang lain takut untuk membenarkan. Lantas bagaimana cara kita mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain ? berbuat baiklah, hargai orang lain, bantu mereka dan tentunya bermanfaatlah bagi sesama, tidak harus menyumbang uang kalian bisa berbagi tawa canda, saling melindungi, menghargai, berbagi pengetahuan, rasa dan karsa. banyak lagi cara lain yang kalian pasti tau sendiri dan bisa melakukan.

Terakhir, bagi kalian yang mendapat perlakukan seperti itu kalian percaya dirilah bahwa kalian itu maksimal, berani berbicara atau cerita kepada teman, kerabat atau orangtua, kekerasan tidak akan membuat situasi lebih baik jadi bicaralah ke orang yang lebih dewasa dan mengerti dengen situasi kalian. tidak perlu di ambil hati. Kita semua pasti pernah menjadi pelaku maupun korban, tinggal seberapa jauh kita menggangapi hal itu . Intinya mari berubah lebih baik, saling menghormati dan menghargai dalam segi pribadi dan sosial karena kita sama punya sisi positif dan negatif (kelebihan dan kelemahan).

Kita adalah saudara

Saudara adalah keluarga