
Dua tahun lalu bertepatan dengan perjalanan dinas ke Pati sempat diberi tahu masyarakat ada punden/petulilasan Syekh Jangkunyg atau Saridin di desa Wedarijasa, Landoh. Berikut ini laporan Atok Witono :
Kita tahu selama ini makam beliau di desa Kayen, Pati. Siapakah sebenarnya Syekh Jangkung atau Saridin itu? Kenapa makam atau petilasan Beliau ada di mana-mana.
Syekh Jangkung yang dikenal warga sekitar sebagai ulama berkharisma dan ahli Tasawuf sekaligus murid Sunan Kalijaga. Makam Syekh Jangkung terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen. Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan menuju Kabupaten Grobogan.
Menurut cerita masyarakat desa Wedarijaksa, Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu. Setelah dewasa beliau berkelana di daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau wasiat apabila wafat agar dimakamkan di Desa Wedarijaksa, Landoh, Pati.
Menurut babad tanah jawa dan cerita Tutur tinular yang hingga sekarang masih diyakini kebenarannya oleh masyarakat, Saridin (Syeh Jangkung) di sebut-sebut sebagai putra Sunan Muria dengan istri yang bernama Dewi Samaran. Versi lain menyebutkan bahwa nama asli beliau adalah Raden Syarifudin putra dari Raden Singa Parna (Syeh Syafi’i) bersama ibu Robi’ah Attaji (Sekar Tanjung). Data tersebut terlampir dalam penafsiran Pondok Pesantren yang terletak di sekitar area makam. (Cerita inipun masih banyak versi ??)
Dikomplek punden/petilasan Saridin ada beberapa makam :
a. Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan
Bakirah.
b. Makam isteri-isterinya yaitu RA Retno Jinoli dan
RA Pandan Arum.