
Jember, Menaramadinah.com-Berbagai geliat aktivitas di Bulan Suci ramadhan 1443 Hijriyah lebih terasa, baik dari aspek peningkatan ritualitas maupun giat sosial kemasyarakatan. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, dimana Pandemi Covid 19 diberlakukan berbagai pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk tempat ibadah.
Ibadah puasa tidak hanya berdimensi peningkatan kesalehan individual. Tetapi juga menjadi sarana untuk lebih peduli, berempati terhadap kehidupan sosial.
Hal itu juga dirasakan oleh Generasi Muda (Gema) MKGR Jember yang terus Bergerak penuh semangat menebar manfaat.
Diskusi ringan membahas hal-hal yang sederhana sambil ngopi ditemani camilan. Suasana akrab menjadikan warung kopi tidak sekedar tempat ngopi. Tetapi dari warung kopi, menjadi ‘ruang mengasyikkan” untuk membincang berbagai persoalan yang sedang, tengah dan akan terjadi. Ungkap Abdul Salam, pengusaha kopi Jember.
Bertempat di salah satu Warung Kopi Jalan Semeru Jember, Rabu, (06/04) dilakukan giat Ngopi Bersama Pengurus Gema MKGR.
Terdapat ribuan warung kopi yang tersebar baik di perkotaan maupun pedesaan di Jember. Khusus untuk wilayah perkotaan, diseputaran Kampus Universitas Jember, Unmuh, Mandala, Politeknik Jember tempat ngopi menjamur, jumlahnya ratusan. Dan hampir semua dipadati oleh pecandu kopi dari segala ragam kalangan dan profesi. “Warung kopi ataupun caffe bukan lagi sekedar tempat kongkow melepas lelah, tetapi juga menjadi sarana bertemunya berbagai kalangan untuk membahas dari hal-hal yang ringan sampai deal bisnis.” Tandas Salam.
Sementara itu, Suprayuga Wicaksono menyela dengan pikiran nakalnya. Obsesinya menjadikan Gema MKGR Jember sebagai lokomotif, penggerak ekonomi kreatif pedesaan. “Dari desa kita kembangkan berbagai role model giat kewirausahaan.” ungkap pria alumni Fisip Universitas Jember.
“Kita lakukan hal-hal yang sederhana, dengan berjejaring, membangun dan mengembangkan konektivitas berbagai komunitas khususnya pegiat kopi. Perputaran roda ekomoni usaha kopi ini sangat prospektif dan potensial.” Imbuhnya.
Muhamad Hidayat sebagai tokoh pemuda Silo mengaminkan apa yang menjadi gagasan Ketua Gema MKGR Jember. “Gagasan tanpa pelaksanaan seperti berada dalam ruang hampa. Harus dibarengi dengan langkah nyata, bagaimana menjembatani ide itu untuk kemudian dioperasikan dalam wilayah Praksisnya. Dan untuk itu dibutuhkan kenekatan, “kegilaan.” Seringkali perubahan itu terjadi karena ide-ide gila, out of the box. Ungkap alumni UIJ dengan nada serius.
Terlebih telah terjadi transformasi dan kemajuan luar biasa dalam teknologi. Semua bisa digerakkan dengan hanya melalui genggaman tangan, gadget. Pungkasnya. (Red./Alien)