Berziarah di Maqbaroh Waliyullah KH. Abdul Hamid Pasuruan Jelang Ramadhan 1433 Hijriyah

Pasuruan.MenaraMadinah.Com. Menjelang Bulan Ramadhan 1433 Hijriyah , Biro Nganjuk dari media online ini melakukan perjalanan wisata religi ke maqbaroh waliyullah KH. Abdul Hamid di Kota Pasuruan , Jawa Timur yang lokasinya di belakang Masjid Jami’ Al- Anwar , tidak jauh dari alun – alun Kota Pasuruan .
( 24/ 3/2022).

Saat mulai perjalanan dalam mobil yang ditumpangi 8 orang , Kyai Abdul Muchid memimpin tahlil dan do’ a secara khusyu’ . ” Mari bersama kita do’akan leluhur dan orang tua kita sebelum berziarah di makam waliyullah KH. Abdul Hamid Pasuruan. Al- Fatihah, ” ucap kyai dari Manggarejo , Wilangan itu.

Sekitar pukul 19.00 WIB , kami tiba di Masjid Jami’ Al- Anwar Pasuruan dan melaksanakan Sholat Isya’ berjama’ ah. Usai sholat , kami langsung berjalan menuju makam waliyullah KH.Abdul Hamid yang dikenal memiliki banyak karomah.

Di kawasan makam waliyullah KH. Abdul Hamid, kami berjumpa ratusan peziarah dari berbagai kota di Jawa Timur seperti Jombang , Madiun, Kediri, Malang , dan Probolinggo.

Maqbaroh KH. Abdul Hamid bukanlah makam tunggal. Selain makam KH. Abdul Hamid yang diberi pagar warna keemasan , di kompleks wisata religi icon Kota Pasuruan tersebut ada pula makam beberapa Bupati Pasuruan tempo dulu , para ulama setempat , takmir masjid , dan maqbaroh Habib Ja’ far bin Syaikhon Assegaf .

Ada aturan di makam KH. Abdul Hamid bahwa para peziarah wanita tidak diperkenankan memasuki ruang makam kyai dari Ponpes Salafiyah Pasuruan yang lahir di Lasem , Jawa Tengah itu. Tetapi mereka bisa melihat makam KH.Abdul Hamid dari balik jendela yang diberi jeruji besi.

Jama’ ah wanita bisa membaca Yassin dan tahlil dari ruang lain .
** Kisah Karomah Waliyullah KH.Abdul Hamid **

Waliyullah KH.Abdul Hamid yang punya sahabat KH.Chayatuddin Rozi ( Mbah Chayat ) dari Nganjuk memiliki banyak karomah atas kuasa dan pertolongan Allah. Salah satu karomahnya adalah bisa merubah daun kelengkeng menjadi uang.
Di tahun 1970-an , seorang santri bernama Asmawi merasa galau .

Ia harus melunasi hutang kepada panitia pembangunan masjid yang telah jatuh tempo. Nominal hutangnya Rp 300. 000. Ia tidak tahu bagaimana caranya memperoleh uang sejumlah itu dalam waktu singkat.
Akhirnya, santri Asmawi sowan dan curhat pada KH.Abdul Hamid tentang problemnya.
Singkat kisah, ia diminta untuk menggoyang pohon kelengkeng yang tumbuh di halaman rumah KH. Abdul Hamid.

” Tolong kumpulkan daun – daun kelengkeng yang jatuh itu dan bawa kemari ! ” perintah KH.Abdul Hamid .
Sesudah menerima daun – daun kelengkeng , KH.Abdul Hamid memasukannya dalam saku baju .

Saat ditarik keluar , di tangannya tergenggam uang kertas .Lalu ,ia meminta santri Asmawi untuk melakukan teknik yang sama, atas kuasa Allah daun kelengkeng berubah menjadi uang kertas.

Setelah dihitung santri Asmawi, jumlahnya adalah 225.000, masih kurang Rp 75.000 . Sesaat kemudian, ada seorang tamu lagi menyerahkan uang Rp 75.000 untuk KH.Abdul Hamid . Dan sang kyai memberikan uang dari tamu itu pada santri Asmawi sehingga jumlah uangnya Rp 300.000 sesuai kebutuhannya untuk melunasi hutang .
** Foto dan naskah : Bro- J**