Surabaya-menaramadinah.com-Pagelaran Drama Kolosal bertajuk Surabaya Membara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di sekitar Tugu Pahlawan memakan korban bagi penontonnya pada Jumat, 9 November 2018 malam hari.
2 orang tewas dan 7 menderita luka-luka. Seharusnya pagelaran itu di gelar di sekitar Jembatan Merah dan Penjara Kalisosok. Karena tempat pertempuran 10 November 1945. Kalau di Tugu Pahlawan itu dulunya bekas Markas Tentara Jepang yang dihancurkan tentara NICA.
“Oleh karena itu, tahun depan panitia harus berfikir ulang tempat Drama Kolosal yang aman dan memiliki nilai sejarah. Yaitu di Jembatan Merah dan Penjara Kalisosok,”ujar Drs. Husnu Mufid, MPdI sejarawan Surabaya.
Jika tetap digelar disitu, lanjutnya, maka akan memakan korban lagi. Sebab penonton akan lihat di jembatan kereta api. Meskipun dilarang. Namanya warga ada tidak mempedulikan keselamatan.
Tapi bila digelar di sekitar Jembatan Merah dan Penjara Kalisosok tentunya akan aman. Penontonpun akan selamat dan nikmat menikmati Drama Kolosal Surabaya Membara. “Saya usul judulnya jangan Surabaya Membara. Tapi Surabaya Merdeka. Sehingga tidak ada korban jiwa dari penonton,”ujar Solihin warga Surabaya.
Memang pagelaran Drama Kolosan Surabaya Membara disayangkan oleh sebagian warga Surabaya saat di gelar diluar Tugu Pahlawan memakan korban. Karena biasanya digelar didalam lokasi Tugu Pahlawan. Tidak ada korban selama bertahun tahun.
Inilah akibatnya tidak memikirkan segi keamanan. Panitia lupa. Warga yang melihat diatas jembatan kereta api juga lupa memikirkan keamanan dirinya. Karena ada kereta yang lewat. Padahal sudah ada larangan secara lesan. Seandainya selurih warga yang nonton Drama Kolosal Surabaya Membara di jembatan kereta api itu dipaksa turun oleh aparat keamanan tentunya tidak ada korban jiwa dan luka. Tapi bagaimana lagi nasi telah jadi bubur. Peristiwa itu diluar dugaan. Mengingat penontonnya ribuan. Ini pelajaran berharga bagi kita semua.
Satria Jayantaka
Koresponden MM.com