
Pagi ini Bapak Kiyai Lukman Hakim, memakai baju putih, sarung coklat dan songkok/kopyah hitam, nampak segar sekali. Berikut ini pendapatnya :
Menurut beliau nama pondok pesantren yang di berinama Ponpes MISBAHUL ULUM, dengan harapan para santri nantinya bisa menjadi penerang ilmu agama juga ilmu umum, kelak setelah tamat dari pesantren dan kembali ketengah masyarakat.
” Misbah itu lentera, sedangkan Ulum artinya beberapa ilmu” terangnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa para santri di pondok ini dibekali dengan ilmu pokok agama: tauhid, fikih dan tasawuf, sedangkan ilmu umumnya: disesuaikan dengan kurikulum kemenag, antara lain IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, Tata boga. Sedangkan yang khas dari pesantren adalah Bimbingan Khitobah atau pidato, seminggu sekali setiap malam Jum’at setelah sholat Isa’.
” Pada dasarnya anak-anak sangat senang dan tertarik berlatih pidato, namun sangat memerlukan dukungan semua pihak” jelas Yai Lukman Hakim, dengan tersenyum lebar.
Didalam kehidupan masyarakat khususnya para santri akan sangat dinanti ke hadiranya dan peranannya dalam membimbing ummat, maka kemampuan berpidato menjadi sangat penting bagi para satri untuk bekal berdakwah.
Yai Lukman Hakim, juga menjelaskan panjang lebar tentang upaya yang dilakukan untuk membangun sinergitas yang harmonis antara pondok atau perguruan, santri, wali santri dan masyarakat.
” Kami membuat acara rutinan Istighosah Kubro, sebagai wahana silaturahmi, pembinaan dan komunikasi dengan masyarakat” jelasnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa sana dalam istigosah tersebut di hadiri oleh seluruh komponen dalam pondok baik yang mengelola TK, MI, MTs, Madin, TPQ, maupun pondok pesantren, wali santri, dan masyarakat sekitar pondok.
Harapannya apabila ada kendala maupun masalah bisa diselesaikan sejak dini dan bisa menampung harapan dan masukan dari masyarakat.
Pondok Pesantren Misbahul Ulum, memang masih terbilang baru, namun keberadaan nya sudah diterima oleh masyarakat sampai ke luar daerah, terbukti sudah ada santri dari luar Kabupaten Kediri, misalnya dari Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan, dan secara fisik pondok terus berbenah untuk menyongsong masa depan.
Kita doakan semoga pesantren ini bisa melahirkan alumni-alumni yang akan menjadi ‘penerang’ dalam kehidupan masyarakat. Amin. Nur Habib.