
Kediri-menaramadinah.com-Kabar akan kedatangan, teman dan sahabat lama dari Jakarta itu membuat hati penulis seperti tak percaya.
Mas Herman Susilo, tidak hanya datang di daerah penulis yang jauh dari ibu kota Kediri, tetapi berkenan hadir di rumah penulis, membawa kebahagian tersendiri dan sebuah berkah yang agung.
Dari obrolan ringan ternyata beliau juga mengagumi Gus Baha, ulama kharismatik abad digital yang fenomenal dan mendapat tempat di hati berbagai kalangan dan bisa mengisi ruang hati anak-anak jaman ke kini an.
Gus Baha, lewat bahasa lugas khas pesantren nya justru sangat menarik dan menjadi eksotis ditengah tengah kehidupan masyarakat yang terus bergerak dinamis dan serba praktis dan cenderung instan ini.
Maka penulis yang notabene juga pelukis yang mengkhususkan diri menggunakan media ‘cekakik’ sisa ampas kopi dalam pengertian memang betul-betul sisa kopi, oleh sebab air kopinya ya diminum beneran.
Setelah penulis bercengkerama akrap dan hangat di rumah teman Ki Bekel Suparman yang bertempat tinggal di Desa Medowo, Kecamatan Kandangan.
Sore itu Mas Herman didampingi beberapa teman-teman ada Mas Bambang Kandat, Mas Udin Korkab betul-betul mampir ke rumah penulis dan menikmati Lukisan Cekakik di Galeri Lukisan Cekakik Indonesia, milik penulis di Dsn. Sumber Gayam Rt/Rw 49/11 Ds./Kecamatan Kepung.
“Masya allah, subhanallah indah dan luar biasa” kata Mas Herman, memuji dan mengagumi Lukisan Cekakik yang tergantung di dinding galeri. “Ini karya saya dan juga murid-murid dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah belajar Lukisan Cekakik” terang penulis. “Mereka itu tingkat pendidikan nya beragam sekali, dari anak tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi, dan bahkan ada juga yang sudah sarjana” imbuh penulis.
Sepulang Mas Herman dari kunjungan di galeri, penulis terinspirasi untuk melukis Gus Baha, “Yaa Gus Baha, Gus Baha, Gus Baha” gumam penulis dalam hati.
Malam itu penulis memulai ‘ritual’ dengan membuat sketsa Gus Baha dan yang terpenting secara spiritual hadiah surat Al Fatihah beberapa kali(lebih dari 100 kali) kunjuk katur dumateng panjenenganipun Gus Baha.
Alhamdulillah paginya kurang lebih dua setengah jam, jadilah sebuah Lukisan Cekakik Gus Baha yang mashur itu.
Tepat tengah hari pada saat Mas Herman menghadiri acara Peluncuran Gerakan Centing (Cegah dan Tangani Stunting) yang digelar oleh PPKH Kabupaten Kediri bersama Yayasan Keluarga Harapan dengan melibatkan SDM PKH Se Kabupaten, dan menghadirkan KPM PKH Desa Medowo. Tepatnya kegiatan tersebut di lapangan bola voli di Dsn. Ringinagung Ds. Medowo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri.Lukisan Cekakik Gus Baha itu penulis serahkan kepada Mas Herman disambut tepuk tangan meriah para hadirin. “Alhamdulillah, subekhanallah” ucap Mas Herman sepontan dan senyum mengembang dan wajah bibar-binar.
Sambil menyerahkan lukisan dan jabatan tangan yang erat serta hangat penulis berkata mesra kepada Mas Herman: “Semoga dengan Lukisan Cekakik Gus Baha ini bisa menambah kecintaan kita kepada para ulama”.
Nur Habib, mengenang perjumpaan dengan Mas Herman Susilo di pagi yang cerah ini sambil mengintip indah nya Kota Kediri, dari balik cendela Hotel Grand Surya, kamar nomor 302.