Bu Guru Yang Aktivis Muslimat Itu Sudah Pergi

 

Hari ini 7 hari wafatnya ibu, Hj. Mu’awanah. Ibu tidak sekadar orang tua tapi juga guru perempuan pertama di kampung yang juga putri seorang modin di kampung. Tak heran beliau sering dipanggil ‘Bu Guru’ oleh orang – orang yang pernah diajar di madrasah ibtidaiyah sebelum beliau diangkat PNS sebagai Guru Agama di Sekolah Dasar. Berikut ini dikisahkan Dr. SHOLEHUDIN ;

Cita cita ibu, waktu saya masih kecil, saya diharapkan bisa menjadi guru, meski kala itu saya enggan. Saya belajar qira’ah kali pertama juga dari ibu. Hingga purna, ibu masih aktif mengajar di kampung, sampai beliau sakit.

Selain guru, beliau aktif di organisasi keagamaan. Menjadi ketua jamiyah, Pernah menjadi pengurus PAC Muslimat Kec. Menganti. Uniknya pasca pensiun, beliau justru dipercaya sebagai Ketua Ranting Muslimat di kampung dengan layanan jamiyah dan pendidikan Raudlatul Athfal.

Ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, sebuah bangunan gedung RA yang masih berjalan 70 persen. Dan itulah awal yang menjadi pikiran beliau. Mungkin terlalu berat dengan usia yang tidak lagi muda. Tetapi jiwa sosial dan sebagai aktifislah yang menjadikan hal itu tidak ada yang mampu membendungnya, termasuk anak-anaknya. Menjadikannya terus bersemangat memikirkan pembangunan gedung RA, meski dalam keadaan sakit.

Ahad lalu ibu harus menyerah setelah berjuang melawat sakitnya hingga tidak sadarkan diri selama hampir dua pekan. Dan, takdir Allah lebih berkuasa. Beliau menghadap ilahi dengan tenang. Tangis para anak-anak, murid, sahabat aktifis dan kerabat di kampung serta iringan ratusan para pentakziyah termasuk yang sudah menunggu di maqbarah, menjadi saksi jika ibu adalah orang baik, sabar dan telaten. Tidak pernah menyakiti orang. Istiqamah dalam perjuangan.

Perginya ibu, banyak yang merasa kehilangan, tidak hanya keluarga tapi juga warga kampung. Selamat jalan ibu. Allahuma Ij’al qabraha raudlatan min riyadlil jannah.