Prof Masud Beri Semangat di Depan Mahasiswa Baru UNUSIDA

 

Sidoarjo-menaramadinah.com-Di depan ratusan mahasiswa baru Selasa (21/9) Ketua Dewan Penyantun UNU Sidoarjo Prof. M. Mas’ud Said, Ph.D memotivasi dan memberi kiat bagaimana bisa meraih kesuksesan. Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana NU Jawa Timur itu, bahwa hidup itu berproses.

Dalam proses ada yang namanya belajar. Makanya, meskipun secara pengalaman sudah hampir mendapatkan semuanya, pendidikan Sarjana, Magister, Doktor bahkan guru besar sudah didapatkan, tapi yang namanya belajar tidak akan pernah berhenti. Sebagai pimpinan organisasi, dia sudah menjadi aktifis sejak menjdi ketua IPNU kala itu.

Begitu pula di dunia birokrasi, mulai dari staf khusus kepresidenan, hingga sekarang menjadi staf khusus gubernur atau dewan pakar pemerintah propinsi tetap dinikmati menjadi proses belajar. Mungkin suatu saat jadi staf khusus camat ia akan jalani.

Dia juga tidak pernah bermimpi menjadi komisaris sebuah bank, karena dia merasa matemaikanya lema pada saat di sekolah dulu, sambil menunjuk ketua PC Muslimat Hj. Ainun Jariyah teman sekolahnya di SMP Hasjim Asjari Tulangan yang hadir falam acara.

Dari sekian posisi yang ia emban, ada yang paling berkesan ketika beberapa pengurus Badan Pelaksana Penyelenggara UNU Sidoarjo datang ke Malang dan memintanya sebagai Ketua Dewan Penyantun UNU Sidoarjo. Dia merasa sebagai putra Sidoarjo merasa berhutang untuk membesarkan universitas kebanggaan warga NU Sidoarjo itu. Dia teringat 20 tahun lalu ketika ada kegiatan IPNU di sebuah tempat, bertemu KH Abdi Manaf, ketua PCNU saat itu, beliau menyinggung bagaimana seandainya NU Sidoarjo mendirikan perguruan tinggi.

Dan, saat ini apa yang beliau cita-citakan sudah terwujud. Karena itu disaksikan Ketua PCNU KH.Maskhun, Sekretaris PCNU H. Suwarno dan Ketua bersama jajaran pengurus BPP UNU Sidoarjo dan jajaran rektorat dan dekanat, dia berkomitmen bersama sama membangun kampus ini. Dia yakin sepuluh tahun ke depan UNU Sidoarjo akan menjadi The Best NU Campus di negeri ini.

Yang terakhir, dia mengingatkan kepada para mahasiswa baru, bahwa apa yang diraih saat ini tidak lepas dari doa orang tua. Dia menceritakan ketika pulang malam dari kursus bahasa Inggris kala itu, dia melihat ibunya masih pegang tasbih sambil wiridan. Itu menunjukkan jasa orang tua tidak bisa disepelekan. SHD