Situs Ndalem Pojok Ajak Masyarakat Bangkitkan Rasa Kebangsaan dan Cinta NKRI

Kediri-menaramadinah.com-Berbagai Relawan Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri beserta berbagai komunitas bakal menggelar dua ulang tahun nasional. Yaitu Ulang Tahun Kemerdekaan Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Ulang Tahun berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada Senin, 26 Juli 2021 pengurus Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Desa Pojok Kec. Wates Kab. Kediri mengelar musyawah tim kecil persiapan ulang tahun tersebut dan akan mengadakan rapat lanjutan mengundang perwakilas komunitas untuk bergabung bersama-sama.

“Acara ini bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa kebangsaan dan rasa cinta NKRI ditengah menipiskan rasa kebangsaan dan pratiotisme dikalangan masyarakat akibat dampak negatif arus globalisasi dan moderenisasi,” aku Lukito Sudiarto Relawan Situs Ndalem Pojok Kediri Selasa, 27 Juli 2021.

Dikatakan ada momentum besar dari Allah yang suci dan sakral untuk membangkitkan kembalii rasa cinta kita pada bangsa dan negara ini. “Kalau kesempatan ini di sia-siakan kita akan rugi besar,” tambah Lukito.

Momentun yang dimaksud adalah tanggal 17 Agustus 2021 dan tanggal 18 Agustus 2021 yang akan datang. Mereka yakin dengan acara ini rasa kebangsaan dan rasa cinta NKRI akan bangkit subur kembali.

Dikatakan selama ini ada sebuah kebiasaan fatal yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dengan menyebut frasa 17 Agustus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Umumnya memang orang mencampur adukkan antara hari kemerdekaan bangsa Indonesia dan hari berdirinya negara dengan menyebut 17 Agustus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Penyebutan itu sama halnya ingin mengubur perjuagan bangsa Indonesia dan sekaligus mengubur hari bersejarah berdirinya NKRI,” terang Lukito Sudiarto.

Berdasarkan Teks Proklamasi bahwa yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945 adalah bangsa Indonesia bukan Negara Republik Indonesia. Repubkik Indonesia baru berdiri sehari setelah hari kemerdekaan.

“Hari berdirinya NKRI ini ada dokumen BPUKPI bahwa tanggal 18 Agustus 1945 bukan 17 Agustus. Ini sejarah besar yang harus kita luruskan kembali” tambah Ari Hakim relawan dari Kampung Inggris Pare Kediri.

Sementara menurut Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno ada alasan lain yang lebih fondamental. Mengapa dua ulang tahun yakni ulang tahun kemerdekaan bangsa dan ulang beedirinya negara RI ini penting untuk segera diluruskan kembali, sebab masalah ini terkait rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Alasannya, dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan keninginan luhur. Berdirinya negara juga atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Esa.

Menurut Kus, jika bangsa Indonesia melupakan nikmat Kemerdekaan Bangsa tanggal 17 Agustus dan melupakan nikmat Berdirinya NKRI 18 Agustus dengan menyebut 17 Agustus Hari Kemerdekaan RI maka sama halnya bangsa Indonesia mengingkari nikmat Allah itu. Dan jika melupakan dua nikmat sama halnya melupakan Sang Pemberi nikmat yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dan jika kita melupakan Tuhan Yang Maha Esa maka sama halnya kita ingin mengubur Pancasila.

“Penyebutan 17 Agustus 1945 Kemedekaan RI ini mengandung bahaya besar. Sama halnya dengan mengatakan bahwa Indonesia belum merdeka karena yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945 itu adalah Republik bukan bangsa. Ini kata-kata yang bisa berarti doa yang tidak baik untuk bangsa dan negara,” tambah Kus.

Jadi alasan terpenting mengapa hari kemerdekaan bangsa dan hari berdirinya NKRI harus dimunculkan karena kaitanya dengan rasa syukur kita sebagai bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan jika tidak bersyukur berarti kita kufur ini bahaya lagi, terang Kus lagi.

“Kami mohon doa restu semoga ditengah pandemi corona ini kita tetap dan sukses menyelenggarakan tasyakuran kemerdekaan bangsa dan tasyakuran berdirinya NKRI. Allah Meridhoi. Secara teknis pelaksanaan kita masih menunggu rapat lanjutan,” ujar Kushartono yang juga Ketua Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Kediri.* (Sury)