Tiga Wali Penyebar Agama Islam di Kudus Jawa Tengah

 

Kudus-menara madinah.com-Ada tiga tokoh ulama besar di Kudus dari sejak sebelum kerajaan islam Demak berdiri hingga awal kerajaan Mataram islam. Ketiga tokoh ulama tersebut adalah Kiai The ling sing, Sunan Kudus (Syekh Ja’far Shodiq) dan Kiai Janas Kudus (Syekh Abdussyukur).
Kiai The ling sing adalah sosok ulama besar dari Tioghoa yang berdakwah di Tajug / Kaloran (nama kudus sebelum kedatangan Sunan Kudus). Beliau seorang ulama dan seniman sungging atau ukir yang menjadi guru sunan Kudus dalam bidang seni ukir dan Tasawuf. Beliau berdakwah di Kudus atas nasehat ayahnya yang telah lebih dulu berdakwah di Kudus.


Kiai The ling sing adalah sosok ulama yang menjaga jarak dengan lembaga pemerintahan.
Sunan Kudus, setelah berhasil menaklukkan Majapahit, dia ditugaskan oleh kanjeng Sunan Bonang (atas nama kerajaan Demak Bintoro) agar mengelola wilayah Tajug / Kaloran, sebagai bagian dari wilayah kerajaan islam Demak.


Setiba di Tajug, Sunan Kudus bertemu Kiai The ling Sing dan bersama – sama berdakwah agama Islam.
Sunan Kudus atau Syekh Ja’far Shodiq adalah seorang Pemimpin pemerintahan, panglima perang handal, imam besar masjid Demak dan Waliyyil ‘ilmi.
Kemudian Jauh setelah zaman Wali Songo, sebelum Sunan Kudus meninggal, datanglah seorang ulama ahli zuhud, dan merupakan leluhur kerajaan Mataram islam. Dia adalah Abdussyukur putra Syekh Abdullah putra Syekh Abdurrahman atau Raden Bondan Kejawan. Datang di Kudus dalam usia 40 tahun, atau 40 tahun sebelum kanjeng sunan Kudus meninggal.
Dalam babad Kudus (cerita lokal), Abdussyukur disebut – sebut pernah mengabdi pada Sunan Kudus sebagai “Pamomong” putra sunan yang bernama Pangeran Joko.
Abdussyukur datang di Kudus atas rekomendasi Sunan Kalijaga. Sebagai cucu keponakan, Abdussyukur sangat menghormati Kanjeng Sunan yang sangat familiar di telinga masyarakat itu. Sepeninggal Sunan Kudus, Abdussyukur melanjutkan dakwah agama dengan nama Kiai Janas Kudus.

Abu Anhika

Jurnalis Citizen