Majelis Ngaji Alip Ba Tak Adakan Bukber

 

Tulungagung-menaramadinah.com-Majelis Ngaji Alip Ba Tak mengadakan bukber (buka bersama) dengan beberapa komunitas Tulungagung di rumah Ustadz Anang Prasetyo Minggu (18/4).

Beberapa komunitas tersebut antara lain Komunitas Padhang Jingglang (KPJ), ForSabda (Forum Sarasehan Seni & Budaya), Maiyah SWA (Segi Wilasa Agung), pegiat pelukis yang tergabung dalam PARUT (Paguyuban Perupa Tulungagung), PBN (Pecinta Budaya Nusantara), komunitas penulis dan sebagainya termasuk puluhan santri anak-anak SD.

Sebelum bukber dimulai, KH. Dr. Teguh memberikan mauidah hasanah. Dalam kesempatan itu Dr. Teguh mengingatkan kembali mengenai ayat 183 Surah al-Baqarah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Sebagaimana ayat tersebut, maka tujuan puasa itu agar bertakwa. “Lalu, bagaimana makna takwa itu? Marilah kita cari makna takwa sesuai dengan hurufnya,” ujarnya.

Dr. Teguh lalu menguraikan satu persatu huruf dari takwa, yakni Ta’, Qaf, dan Wau. Huruf Ta’ dapat dimaknai dengan tawadhu’ atau rendah hati. Lawan kata dari tawadhu’ atau rendah hati yaitu sombong atau takabur. Tawadhu’ atau rendah hati itu seperti halnya tanaman padi, sebagaimana peribahasa ‘makin berisi makin menunduk’.

Huruf Qaf, lanjut Dr. Teguh yang menjabat sebagai Wakil Dekan UIN SATU Tulungagung, identik dengan qona’ah atau _nrima ing pandum._ Orang yang mempunyai sifat atau watak seperti itu (qona’ah) biasanya selalu mensyukuri karunia dari Allah Swt dan jauh dari perilaku jahat.

Yang terakhir yaitu huruf Wau yang identik dengan wara’ atau wira’i yang artinya berhati-hati terutama mengenai rizki. Secara umum dalam kehidupan ini sudah jelas antara yang halal dan haram, tetapi ada yang bersifat samar-samar (syubhat). Bagi pelaku spiritual, mereka sangat berhati-hati terhadap yang syubhat, apalagi yang haram. Wawan Susetya