70 an vs 2- Ribuan, Coretan Menyambut Dies UPN Yogyakarta ke-62

 

Oleh : Prof. Ir. D. Haryanto, M.Sc, Ph.D (dosen tambang senior).

Dies Natalis UPN “Veteran” ke-62, halaman kampus dibanjiri karangan bunga ucapan selamat dari para alumni, baik dari Ikatan alumi maupun dari perorangan. Aura kebanggaan sangat terasa. Perwakilan ikatan menyebutkan di mana mereka berkarir dan yang perorangan lengkap dengan gelar serta jabatan di instansi mereka. Aku bangga menjadi alumni UPN “Veteran” Yogyakarta, demikian unggahan yang banyak berseliweran di sosmed.
Di tahun 2-ribuan alumni telah tersebar ke delapan penjuru angin. Sebut di benua mana yang tidak ada alumni UPN “Veteran” Yogyakarta. Di dalam negeri nggak usah disebut lagi. Kebanggan yang sudah selayaknya, timbal balik usaha kampus yang selalu mengembangkan diri meningkatkan kualitas untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, dibarengi kinerja para alumni di medan kerja yang teruji membuat produk kampus bela negara ini memang mengilap.
Sebagai alumni dari golongan dinosaurus, kebanggaan dibarengi rasa percaya diri dari para alumni, terasa manis mengingat pada awal tahun 70-an kondisi kebalikan yang muncul. Lokasi kampus yang nylempit di daerah perdagangan (temboknya bersebelahan dengan pasar Beringharjo). Bangunan kampus berupa gedung kuna, ruang kuliah disekat-sekat dengan partisi dari karton. Alamat di Ketandan sering menjadi bahan lelucon oleh pelawak Junaedi bila diundang ke kampus. “Kampus ini alamatnya tidak lengkap Ketan dan apa?” Sering ditambah lagi bukan PT dan bukan PN”, demikian celotehnya. Kalau kita menyebut kuliah di PTPN, banyak orang yang bertanya di mana itu kampusnya.
Saat itu untuk lulus sarjana muda butuh waktu paling cepat 4 tahun. Untuk tingkat sarjana ditambah lagi 3-4 tahun, menginat untuk jurusan Teknik (Geologi, Tambang dan Minyak) dosennya kebanyakan dari ITB dengan kedatangan hampir 3 bulan sekali. Alhasil nempel gelaran Perguruan Tinggi Payah Naik. Mungkin lahir dari kondisi seperti itu ada alumnus yang malu mengakui lulusan Ketandan Wetan, lebih tidak malu mengaku lulusan dari ptn ternama. Semoga anda baik-baik saja ya sudah tidak mau mengakui ibu kandung akademi (almamater) -nya.
Puji Tuhan, semua sudah berlalu, kampus yang megah dosen yang berkualitas, sarana pendukung yang terus dibenahi, alumni yang moncer prestasinya, maka marilah bersuka cita merayakan 62 tahun usia kampus kita, kampus bela negara dengan semboyan Widya Mwat Yasa, ilmu dibaktikan untuk nusa dan bangsa.
DIRGAHAYU UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
(marilah kita doakan Bersama Kesehatan bapak Prof. R. Bambang Soeroto, pendiri APN/PTPN/UPN “Veteran” Yogyakarta)
TABIK
Seturan berselimut kelabu. 04.45 WIB
(Note : Prof. Ir. D. Haryanto, M.Sc, Ph.D, adalah alumnus pertama tambang, lulus th 1975