Tradisi melempar uang atau surak ke Watu Tameng

Terdapat tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat yang hendak berziarah ke Makan Sunan Gunung Jati, Cirebon.
Ketika melintas di Watu tameng Sebuah batu berselimut kain putih terletak di tepi Jalan Raya Sunan Gunung Jati Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, sering melemparkan uang atau surak.

Menurut Filolog Cirebon, Raffan Safari Hasyim, tradisi melempar uang atau surak ke Watu Tameng sudah berlangsung sejak lama. Kebiasaan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk sedekah agar terhindar dari musibah.

Sambungnya, Watu Tameng hingga kini masih dikeramatkan oleh warga sekitar dan para peziarah. Mereka meyakini batu tersebut bisa menolak bala atau hal-hal negatif.

“Usia batu tersebut sudah ratusan tahun dan tak pernah berpindah lokasi,” kata Filolog Cirebon Raffan Safari Hasyim.

Dia menuturkan, Batu Tameng sebagai penanda perbatasan wilayah antara Pesantren Giri Amparan Jati dengan Pesantren Sembung pada tahun 1440. Pesantren tersebut didirikan pada era Sunan Gunung Jati.

Sementara Pesantren Giri Amparan Jati didirikan oleh Syekh Nurjati tahun 1420, batu Tameng menjadi penanda dua pesantren tersebut.

“Sekarang kedua pesantren berubah menjadi komplek makam Sunan Gunung Jati,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Opan itu menyebutkan, sosok penjaga perbatasan dua pesantren tersebut, bernama Ki Gede Watu Tameng.

“Selama pesantren itu berdiri penjaga perbatasan atau Batu Tameng selalu ada,” ujar dia.

Keberadaan batu tameng tidak hanya menjadi bagian dari catatan sejarah Cirebon. Masyarakat meyakini batu tameng sebagai media penolak bala.

Tidak sedikit pengunjung maupun peziarah melemparkan uang ke arah batu tameng. Sejumlah pengendara juga menyempatkan diri melempar uang ke batu tameng jika melewati kawasan Gunung Jati.

Opan menjelaskan tradisi lempar uang ( surak ) ke sebuah batu itu sudah dilakukan sejak lama. Bahkan, tidak sedikit warga setempat sengaja menunggu di tepi jalan sekitar batu tameng agar mendapat lemparan uang dari pengendara.

Opan menjelaskan tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk sedekah warga atau pengunjung. Tujuan utamanya untuk mendapat berkah dan dijauhkan dari malapetaka.

“Sesuai dengan ajaran Islam, sedekah itu kan bisa menolak bala. Intinya sedekah, bukan hal-hal lain,” ujar Opan. ISN