MERAWAT TRADISI BARI’AN

Oleh : Musthofa Zuhri

 

Kata barian adalah kata yang sering kita dengar ditelinga kita. Ia biasanya dilakukan pada malam hari H tanggal 17 agustus. Dan pasti, di malam ini , suasana di kampung – kampung akan ramai dengan ragam kumpulan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Doeloe, ketika aku masih kecil, ayahku selalu mengajak untuk hadiri acara barian. Dan ibuku, selalu membawa tumpeng, dengan nasi kuning, diatasnya diberi hiasan dg bendera merah putih.

Saya pun, tak bertanya tanya tentang makna apa yang terkandung dalam tradisi barian. Kenapa harus berkumpul dimalam 17 agustus. Dan kenapa pula ibuku harus membawa tumpeng dengan nasi kuning yang dihiasi bendera merah putih dipuncak tumpeng?

Setelah aku agak dewasa, kata barian masih terdengar nyaring. Pun demikian ketika , aku kuliah di karang mluwo Mangli Jember. Tradisj Barian dilaksanakan dengan penuh hikmah persis di sepanjang jalan jum’at menuju kampus . Mahasiswa membaur dengan masyarakat, duduk bersila sambil membaca tahlil dan yasin . Untuk mendo’akan para pahlawan yang wafat di medan perang . Sesekali mendengar ceramah dan kisah dari salah seorang pejuang 45. Setelah itu , biasanya potong tumpeng untuk di makan bersama .

Sejujurnya, saya dulu gak begitu paham tentang makna tradisi para leluhur ini. Saya yang penting ikut, dan melestarikan tradisi Bari’an. Bagi saya, sebuah tradisi jika itu memberi kebaikan dan memunculkan kehidupan yang harmonis , kenapa harus dibuat pusing. Ukuran nya sederhana , Harmonisasi dalam bermasyarakat . Kompak, rukun dan guyub. Dan Bari’an adalah mencerminkan suasana itu.

Setelah lama tak begitu memahami makna Bari’an, saya mulai mencari cari makna yang tersirat dan tersurat didalamnya. Dan ternyata Bari’ an itu makna nya berasal dari kata baro’a yang bermakna “merdeka”, terlepas, dari perbudakan

Dan akupun merenung, ternyata kumpul dimalam 17 agustus adalah simbol untuk mengenang kebebasan dari perbudakan yang di cengkramkan para penjajah.
Barian…ya..barian..adalah tradisi mengenang memori keculasan, penindasan para penjajah

Tumpeng dengan nuansyah merah putih diatas nasi kuning adalah simbol betapa sulitnya para pejuang kemerdekaan mencapai puncak pengibaran merah putih. Langkah tertatih-tatih dengan dukungan rakyat yang kokoh dibawah, dan sudah pasti berkah rahmat Allah “telah mampu melepaskan “belenggu penjajahan dari nusantara, yang kemudian berwujud indonesia.

Barian adalah simbol rasa syukur pada nikmat yang diberikan Allah pada indonesia.

Barian, merupakan tradisi yang bergulir dengan luar biasa. Tanpa tahu makna dan esensi kalimat bari’an. Pada hal esensinya adalah kebebasan dari belenggu penjajahan.

Dan hakkul yakin, bagi yang tak punya negara, atau yang tak punya patriotisme bahkan parpol yang tak pernah berjuang kemerdekaan, tradisi ini akan dicap sebagai sesuatu yang sesat. Bagiamana mungkin mau memahami sebuah esensi bari’an lha, berjuang aja gak pernah.l, Biasanya hanya teriak bid’ah, syirik dst…

Orang-orang tipe kayak gini, enaknya diapakan?
Entahlah…..!!

#DirgahayuINDONESIAKU ke 75
#MEEDEKA!!