Manipulasi Tinta Emas Para Kiai

 

Oleh  : Mbah Nadirin diri

Baca sampai selesai
Insyaa Alloh menambah khazanah kebangsaan.
—————-

#Setlh_Muqadimah.
Berikut ini adalah transkrip cuplikan kata-kata Kyai Agus Sunyoto, yang ditulis secara sederhana.
Dalam acara bedah buku.
“Fatwa dan Resolusi Jihad”
Di Pondok Pesantren Lirboyo.
Hari : Jum’at.
Tanggal : 3 nopember 2017.
__________________________

Pada tahun 2014,
Di Perguruan Tinggi Negeri besar di Jakarta, diadakan seminar nasional tentang perjuangan menegakkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Para Doctor, Professor dan Ahli sejarah yang berada disitu sepakat mengatakan :
“Diantara elemen bangsa Indonesia,
yang tidak memiliki peran dan andil dlm usaha kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia itu adalah :
Golongan pesantren hususnya “NU”
Kesimpulanya begitu..

Bahkan dengan sinis salah seseorang menyatakan :
“Organisasi PKI, itu saja pernah berjasa.
Karena pernah melakukan pemberontakan tahun 1926 melawan belanda.
NU justru tidak pernah”
“Ini faktanya..” Kata mereka.
Kesimpulannya begitu.

Dari banyak aspek..
Sejarah tokoh2 ulama’ dari pesantren dihilangkan.

Data² tentang itu ditutupi semua.
Supaya tidak ada yang tahu bahwa pesantren pernah berjasa.
———————-

Tulisan sejarah Prof Ruslan Abdul Gani.
Tidak pernah menyebutkan bahwa “fatwa & resolusi jihad” pernah ada.
Laporan tulisan Mayor Jendral Sungkono juga tidak menyebutkan pernah ada fatwa & resolusi jihad.

Semua buku yang bercerita tentang peristiwa bersejarah Hari Pahlawan tidak pernah ada yang menyinggung adanya fatwa & resolusi jihad NU.

Karena itu, banyak orang yang menganggap bahwa :
“Fatwa & Resolusi Jihad” itu hanyalah dongeng dan ceritanya orang NU saja.

Itulah yang kemudian, membuat saya tergerak untuk menyusun buku “Fatwa & Resolusi Jihad”
Mulai bulan nopember 2015, saya susun, saya kumpulkan data.

Kebetulan waktu saya jadi wartawan jawa pos tahun 1985, dapat tugas macem2, terutama dalam peristiwa pemberontakan di madiun, sehingga saya lakukan juga mewancarai tokoh2 yg terlibat dalam peristiwa 10 nopember.

Dari situ saya mendapat informasi bahwa fatwa jihad #memang_ada tapi tidak perlu diakui.

Yaa..
Semacam ada upaya
Menutupi sejarah Indonesia yang sebenarnya.

Kenapa ini terjadi..?!
Karena saat itu, sejak dibentuknya Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Negara ini dikuasai oleh orang² jebolan sekolah didikan belanda.

Mayoritas orang² didikan sekolah belanda itu yang menyusun tulisan tentang sejarah…
Mereka juga yang menyusun tata aturan bagi masyarakat Indonesia.

Kelompok sarjana² didikan belanda ini..
Menggambarkan bangsa Indonesia setelah merdeka terdiri dari 3 lapisan golongan.. :

•Golongan atas,
•Golongan menengah &
•Golongan bawah.

Cerita ini pertama kali saya dengar dari Gus Dur langsung, pada tahun 1991.

Kemudian cerita ini saya konfirmasikan dengan teman² di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Dan ternyata benar..
Pandangan mereka seperti itu.

Kemudian saya konfirmasikan dg tokoh² senior dan jawaban mereka juga “iya”

Jadi pandangan mereka (orang² sekolah didikan belanda)
•Indonesia lapisan atas, kalangan elit politik tinggi.
Adalah golongan orang² cerdas, orang² pinter yang punya latar belakang pendidikan tinggi.
Inilah yang menduduki lapisan atas. Elit politik, elit ekonomi.
Dan yang menguasai Negara harus orang² pintar² ini.

Setelah itu..
•Golongan menengah.
Adalah golongan orang biasa, tidak pinter, tidak cerdas, juga tidak bodoh. Tapi berpendidikan.

Kemudian setelah itu..
•Golongan bawah.
Yaitu golongan masarakat bodoh, yang tidak berpendidikan, gak sekolah.

Dan waktu itu, seluruh masyarakat Indonesia, menurut dengan pandangan orang² sekolah didikan belanda itu.

Menurut pandangan mereka (Orang2 didikan sekolah belanda)
Tiga lapisan masyarakat itu dibagi dua.
Artinya ada 6 kelompok.

I.Golongan/lapisan atas.
Terdiri dari orang cerdas yang berpendidikan tinggi.
Kalau agamanya kuat pasti masuknya ke
#masyumi.
Kalau agamanya lemah masuknya ke
#PSI (orang sosialis).

II.Golongan/lapisan menengah.
Terdiri dari orang biasa, tapi punya latar belakang pendidikan.
Golobgan ini terbagi dua.
Kalau agamanya kuat pasti
#Muhamadiyah.
Kalau agamanya lemah berarti
#PNI, yang sekarang menjadi PDI-P.

Setelah itu..
III.Golongan/lapisan paling bawah.
Yaitu orang² bodoh yang tidak berpendidikan.
Kalau agamanya kuat berarti
#NU.
Kalau agamanya lemah berarti
#PKI.
(Gerrrrr…
Terdengan riuh tawa audience di gedung LBM Pondok Pesantren Lirboyo menggema).

Itulah sebabnya..
Kalangan atas ini merekayasa sejarah.

Dan kalangan bawah tidak memiliki peran apapun di Negara ini.
Sekalipun faktanya tidak seperti itu.

Mereka memanipulasi sejarah memutar balik sejarah.
Dan data ini berada di negeri inggris, belanda … dst.
Dengan keyakinan, tidak mungkin orang pesantren mampu menembus sampai ke dokumen di negeri belanda, inggris, perancis atau dimana pun.
Seperti itulah cara mereka memutar balikkan fakta.

Inilah yang mendasari tulisan ini.
Awalnya tahun 1990 waktu itu acara Peringatan 45 tahun Pertempuran 10 nopember pada tahun 1990.

Dan kita tahu dalam buku² sejarah peringatan itu.
Bahwa yang jadi pahlawan besar dalam pertempuran 10 nopember adalah golongan atas.
Orang terpelajar yg berpendidikan tinggi.
Nama² mereka muncul, tersebar di televise, Koran, majalah.

Suatu hari..
Nyai Sholihah (Ibunda Gus Dur) memanggil Gus Dur.
Beliau Bertanya :
“Itu cerita 10 nopember..
Yang berjasa harusnya #Kyai_Hasyim_Asyasri & #para_kyai..
Kok bisa yang jadi pahlawan itu orang2 sosialis..”

Naah..
Dari situlah Gus Dur diminta untuk klarifikasi.

Kemudian Gus Dur klarifikasi, menemui tokoh² tua, senior di kalangan kelompok sosialis, mengenai hari pahlawan 10 nopember.

Dan ternyata jawabanya sederhana, sambil ketawa² mereka menjawab :
“Yang namanya sejarah dari dulu kan selalu berulang gus..
Bahwa sejarah sudah mencatat orang bodoh itu makanannya orang pintar.
Yang berjasa orang bodoh dan yang jadi pahlawan orang pinter.
Dalan sejarah jtu biasa.. ”

Wah..
Waktu itu Gus Dur marah betul dibegitukan.
Berarti mereka sampai tahun 1990 masih menganggap bahwa NU bodoh.

Itulah yang kemudian pada tahun 1991 Gus Dur melakukan Kaderisasi besar-besaran terhadap anak muda NU.
Anak² muda NU dilatih untuk mengenal analisis sosial.
Teori² sosial diajarkan oleh Gus Dur terhadap anak² muda NU.
Mulai dari Filsafat, Sejarah, Geopolitik, Geostrategi..
Supaya tidak lagi dianggap bodoh, dan kemudian berkembang.

Saya termasuk orang yang ikut pertama kali kaderisasi, karenanya agak faham.

Saat seluruh penulis sejarah Indonesia menyatakan fatwa dan resolusi jihad tidak ada.
Tapi saya menyatakan #Ada.
Dan saya menemukan tulisan seorang sarjana, sejarawan amerika “Frederik Anderson”
Dalam tulisanya tentang penjajahan jepang di Indonesia dari tahun 1942 sampai 1945 di Indonesia.

Beliau (Frederik Anderson) menyatakan :
“Tanggal 22 oktober pernah ada #Resolusi_jihad yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul ulama di Surabaya.

Bagaimana Frederik Anderson ini menyatakan bahwa tanggal 22 oktobet 45 itu ada resolusi jihad..?!

Beliau memiliki sumber dasar.
Karena setelah resolusi jihad dikumandangkan tanggal 22 oktober, kemudian tanggal 25 oktober-nya kantor berita Antara yaitu Kantor Berita Nasional memuat secara lengkap resolusi jihad.
Dan pada tanggal 27 oktober Koran Kedaulatan Rakyat juga memuat secara lengkap Resolusi jihad.
Dan ada lagi Koran yang memuat Resolusi jihad yaitu Koran Suara Masarakat di Jakarta.

Artinya, peristiwa ini #Ada.
Meskipun orang² pintar golongan atas Indonesia tidak mau menulis bahwa itu ada.
Karena mereka menganggap golongan NU yang mengeluarkan Fatwa jihad ini termasuk golongan lapisan bawah.

Dari situlah kita temukan..
Dan kita patahkan..
Pandangan orang yang mengatakan :
“Bahwa NU satu²-nya elemen bangsa Indonesia yang tidak memiliki peran apapun dalam Bela Negara Republik Indonesia.

Disitu kita buka..
Kita bongkar dokumen² lama yang sebagian besar berbahasa belanda, bahasa inggris, bahasa perancis, bahasa jepang dsb.

—————-
Luar biasa pengorbanan para kyai, para santri dan arek2 suroboyo..

Siapa kita…?!
#NU
NKRI….?!
#Harga_mati
Pancasila…?!
#Jaya
________________

hehehe
#kikuk