Berketuhanan Yang Maha Esa

 

Pancasila digali dan dirumuskan oleh founding fathers kita yang berkesadaran, tercerahkan. Ini bukan sekadar rangkaian kata-kata biasa, tapi kristalisasi dari jalan hidup yang pernah dihayati bangsa Nusantara sejak jaman kuna dan membuat bangsa ini berada dalam kejayaannya, mencapai keadaan gemah ripah loh jinawi tata tentram kerta raharja.

Semua bermula dari Ketuhanan yang Maha Esa. Bangsa ini punya cetak biru sebagai bangsa yang menghayati Tuhan dalam keheningan. Sesungguhnya hanya dalam keheningan Tuhan dialami sebagaimana adanya sebagai Suwung Hamengku Ana, kekosongan absolut yang memangku seluruh keberadaan. Dalam hening setiap jiwa bisa mengerti kenyataan Tuhan yang tanpa batas, yang mengasihi semua manusia bahkan semua makhluk tanpa diskriminasi.

Sudah saatnya bangsa Nusantara yang sekarang berhimpun dalam negara bernama Indonesia, kembali menghayati Ketuhanan yang Maha Esa. Ini bisa terealisasi dengan menjadikan keheningan sebagai jalan hidup, sebagai tradisi luhur yang dijalankan sehari-hari. Kita mengenal kata mengheningkan cipta, inilah yang sepatutnya kita hidupkan kembali dalam kehidupan keluarga, di semua sekolah dan universitas, diembaga-lembaga pemerintahan, di kantor-kantor. Gerakan mengheningkan cipta dipraktikkan secara massal, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa – bersama-sama kita meniti jalan menuju keheningan dengan memperhatikan, merasakan dan menikmati aliran nafas. Kita merasakan kasih yang nyata dari Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap tarikan dan hembusan nafas. Kita hening dan terbimbinglah kita semua oleh Kebijaksanaan Tertinggi yang bersemayam di pusat hati. Sekaligus, terliputilah pikiran dan perasaan kita dengan mahadaya berupa kekuatan kasih yang paling murni.

Inilah langkah praktis yang memicu revolusi mental yang sesungguhnya. Bangsa Indonesia dipandu untuk mengalami transformasi kesadaran dan revolusi spiritual, dengan kembali terhubung kepada Diri Sejatinya – maka hiduplah mereka, berbudayalah mereka sesuai jatidiri.

Dengan restu dari para leluhur, terjadilah semua rancangan agung ini. Bangsa Indonesia kembali berbudaya sesuai jatidiri dan dengan landasan itu bisa merealisasikan visi sebagai bangsa yang berdikari secara ekonomi dan berdaulat secara politik.

Jayalah Indonesia. Merdeka!

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com.