Dari HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia Ke 73 di Dalem Pojok Kediri

PERINGATAN KEMERDEKAAN BANGSA BUKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK

Serangkaian kegiatan peringatan hari kemerdekaan bangsa indonesia telah berlangsung di Situs Persada Sukarno (Ndalem – Pojok – Wates – Kediri) yaitu upacara peringatan Kemerdekaan Bangsa 17 Agustus 1945 dan upacara peringatan Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 18 Agustus 1945. Untuk upacara peringatan Berdirinya NKRI 18 Agustus adalah peringatan pertama kali dan satu satunya peringatan yg dilakukan oleh Situs Bungkarno Kediri di wilayah indonesia. Serangkain acara tersebut juga ada prosesi Ruwatan Nagari oleh Wayang Mbah Gandrung (Maetro Seni Tradisi). Wayang ruwatan, dimana untuk mengangkut wayang dan sarana pendukungnya harus di kirap dipikul jalan kaki sejauh sekitar 40 km mulai dari lereng Gunung Wilis (Ds. Pagung ) sampai lereng Gunung Kelud (Ds. Pojok Situs Bungkarno). Inilah syarat yg harus dilakukan bagi yang mau mengadakan ruwatan, dimana Wayang dan perangkat nya tidak boleh di angkut kendaraan mesin atau diangkut hewan tapi harus dipikul jalan kaki. Juga ada Mocopatan, Reog Kendang dari Tulungagung, Reog Ponorogo, Musik, Pembacaan Puisi, Tari tarian Tradisional dan yang tak kalah penting adalah Diskusi Sejarah dan Kebangsaan sebagai wawasan, kesadaran, spirit bagi para pemuda dan kita semua dalam mengisi kemerdekaan. Dan menyadarkan masih banyaknya kekeliruan dan pembelokan sejarah yg menjadi problematik bangsa ini.

Diskusi dibahas oleh Sejarawan, Budayawan dan praktisi hukum diantaranya Bpk Agus Sunyoto (Sejarawan dan Ketua Lesbumi PBNU) Bpk. Dr. Abdullah (Dosen IAIN Kediri) Bpk. Bambang Prasetyo (Sejarawan). Peserta diskusi para pelajar, mahasiswa, guru, seniman, budayawan dan masyarakat umum.

Dalam diskusi tersebut para pemateri mengatakan bahwa Frase “17 Agustus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia” adalah keliru. Yang benar “17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Bangsa. Menyatakan
“17 Agustus Hari Kemerdekaan Republik” adalah bentuk upaya pembelokan sejarah oleh para Penjajah / imperialis, dimana kekayaan alam , jiwa raga, budaya, bahasa yang merupakan bagian dari bangsa yang selama ini mereka rampas sengaja untuk di kaburkan dan di lupakan. Juga merupakan bentuk imperealisme baru dimana negara negara kuat ingin menguasai negara ke tiga atau negara berkembang. Mereka mengglobalisasi kan dunia yang mengaburkan batas batas wilayah bangsa, budaya, suku dan agama. Dengan demikian hilanglah rasa kebangsaan, rasa memiliki rasa kebanggan apa yang dimiliki identitas suatu bangsa. Dengan globalisasi inilah para imperialis menguasai negara negara lemah yang tidak perlu lagi secara Teritori Pendudukan.

Kembali pada sejarah, adakah dokumen dokumen sejarah dalam Proklamasi dan UUD 1945 bahkan realitas kenyataan bahwa Republik kita di jajah ? Sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 di kumandangkan tidak ada negara Republik Indonesia. Negara RI lahir 18 Agustus 1945. Naskah Proklamasi berbunyi : a. “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan…”. b. …..”atas nama bangsa indonesia…”.
Dalam pembukaan UUD 1945 . a. … “maka rakyat indonesia menyatakaan dengan ini kemerdekaan nya…” b. … “maka disusunlan kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD negara indonesia…”. Dalam naskah Proklamasi dan UUD 1945 tidak ada kata Republik
Bahkan Bungkarno dalam naskah pidato pidato nya tidak ditemukan penyataan nya “Kemerdekaan Republik Indonesia”.

Syarat berdirinya suatu negara harus adanya bangsa yg berdaulat bangsa yang di dalamnya ada kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan , adat, bahasa dan sejarahnya dan ada kepemimpinan / berpemerintahan yg berdaulat. Sementara Republik adalah bentuk organisasi suatu negara . Negara republik indonesia berdiri 18 Agustus 45 sementara Bangsa Indonesia merdeka 17 Agustus 45 .
Fakta dan realitas sejarah ini harus diluruskan agar kenyataan yang di jajah : jiwa raga, kekayaan alam, budaya yg merupakan bagian dari suatu bangsa yang dirampas ratusan tahun tidak dihilangkan dan di kaburkan. Dan bangsa negara Indonesia harus tetap menjaga identitas budaya nasionalis nya untuk menghadapi imperialisme Globalisasi dunia.

Merdeka !

(Situs Persada Sukarno Ndalem Pojok Kediri)
18 Agustus 2018

Juwaini Cak Ju

Koresponden

Menaramadinah.com