Jejak Pondok Pesantren KH. Hasyim As’yari di Kediri

 

Kedori-menara madinah.com-Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari pernah melakukan sebuah tindakan revolusioner di Kediri. Secara historis, apa yang dilakukan perintis Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang itu masih dirasakan di Pondok Pesantren Kapurejo, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Pondok salaf ini populer dikenal dengan sebutan Pondok Kapu.

Cerita panjang KH. Hasyim Asy’ari menginjakkan kakinya di Kediri berawal saat Masruroh, putri Kyai Hasan Muchyi, pendiri Pondok Kapu sakit yang tak kunjung sembuh.

“Karena sulitnya mencari obat untuk putrinya, Kyai Hasan Muchyi berinisiatif untuk mengadakan sebuah sayembara,” tutur Muchdlorul Muthobiq, cucu Kyai Hasan Muchyi kepada kediripedia, Sabtu, 29 April 2017.

Lebih jauh dia menjelaskan, barangsiapa yang berhasil menyembuhkan Masruroh dari sakitnya, jika laki-laki akan dinikahkan, dan jika peremuan akan dijadikan keluarga. Ternyata, KH. Hasyim Asy’ari yang berhasil menyembuhkan Masruroh. Dari sinilah, hubungan erat antara Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Pondok Salafiyah Kapu bermula. Pada sekitar tahun 1920-an, Masruroh menikah dengan KH. Hasyim Asy’ari, sesuai nadzar Kyai Hasan Muchyi.

Selepas pernikahannya dengan Masruroh, KH. Hasyim Asy’ari sempat menetap beberapa waktu di Kapurejo. Saat itulah, dia melakukan pembenahan banyak hal, terutama di bidang pendidikan, yang membuat ikhtiar Kyai Hasan Muchyi di Pondok Kapu semakin berkembang.

Beberapa peninggalan fisik KH. Hasyim Asy’ari yang hingga kini masih terawat baik, diantaranya masjid, rumah, dan beberapa komplek tempat tinggal para santri. Secara non fisik, beberapa hal yang dilakukan diantaranya adalah konsep-konsep edukasi yang semakin sistematik.

“Dulu Mbah Hasan Muchyi hanya sekadar mengajari orang-orang desa mengaji biasa. Tapi ketika Mbah Hasyim Asy’ari di sini, mulailah dibentuk sistem pendidikan yang dijalankan sampai sekarang,” tambah Muchdlorul Muthobiq.

Sisa-sisa peninggalan bangunan fisik itu ternyata dilirik oleh sutradara Rako Prijanto, yang akhirnya melakukan syuting film Sang Kiai di Pondok Kapu. Bangunan tua yang masih ada di sana disulap menjadi Pondok Tebu Ireng tahun 1940an, era di masa perjuangan merebut kemerdekaan. Dalam film tersebut, sosok Masruroh diperankan oleh artis senior, Christine Hakim.

“Hal ini menunjukkan bahwa peninggalan Kyai Hasyim Asy’ari yang mengalami banyak perombakan di Tebu Ireng, masih terjaga dengan baik di Pondok Kapu,” kata Saiful Aziz, mahasiswa STAIN Kediri yang juga salah satu penerus Pondok Kapu.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com.