Pendapat Milenial NU dalam Pilkada Lamongan

Oleh : Miftahul Huda.

Berjalannya waktu, Terus berkembangnya zaman saat-saat inilah waktunya kader NU untuk unjuk gigi dalam kancah pemilihan pemimpin daerah nomor satu di Lamongan. Para sesepuh kiai mengarahkan santri atau kader pada koridor yang tepat dan terukur dalam dunia politik demokrasi.

Sesepuh NU Lamongan harus terus menerus memberikan arahan, bimbingan dan nasihat untuk kader muda NU dalam rangka menyongsong masa depan warga NU khususnya dan umumnya semua warga Lamongan,Agar Lamongan Gemari Paloh Jinawi “Gampang Sandang, Pangan lan Papan, selanjutnya Kader NU Jangan Loyoh, jangan minder apalagi pesimis, Tapi harus optimal dan optimis untuk Kemenangan yang lebih besar pesan singkat Kiai Sepuh.

Ada sebuah warisan dari Mbah Gusdur Pemimpin NU yang sangat inspiratif dan kontekstual untuk direfleksikan dan dilakoni dalam kehidupan kita. Terutama saat interaksi sosial kita dalan kancah pilkada 5 tahun sekali, mengingatkan :

“Yang Lebih Utama Dari Politik Adalah Kemanusiaan”

Inilah sebagai dasar perjuangan kader muda NU untuk mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi, golangan maupun lembaga. Oleh sebab itulah kami berharap para kiai, sesepuh NU mendukung dan solid untuk mempersatukan menjadi Pemimpin di Lamongan khususnya, Jangan para kiai memiliki calon masing – masing pada akhirnya, NU akan terpecah pecah akibat seperti 30 tahun yang lalu, Kader NU akan kalah atau tidak punya panggung mencalonkan diri.

Pendapat dan saran dari kalangan Milenial harus diperhitungkan, Karena pemilih 45 % dari kalangan muda. Kami sangat kecewa jika ada beberapa sesepuh kiai main dua kaki alias cari aman. Politik bagi NU adalah politik yang wawasan kebangsaan dan menuju integrasi bangsa dengan langkah langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita cita bersama yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur lahir batin dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagiaan dunia akhirat.

Dari sinilah garis besarnya, para Kiai harus tangguh, Mendoakan para calon pemimpin dari NU dan kader NU wajib mengambil risiko untuk kepentingan umat yang lebih besar bukan kepentinganmu pribadi apalagi sampai ke golongan. Kami heran apakah tidak suntuk atau perasaan carut marut, Gara-gara warga NU selalu terpecah jika ada pemilihan pemimpin, padahal jelas warga NU lamongan itu mayoritas lebih banyak. Mestinya siapapun kader yang diusung pasti menang dan sukses. Kuncinya ada di para Sesepuh NU dan Milenial NU bersama – sama mewujudkan kenyataan Pemimpin asli kader NU dan santri yang di idam-idamkan Kiai kiai terdahulu.

Singkatnya, saya secara pribadi sangat berharap Para Kiai Lamongan maupun Kiai Babat Bersatu padu dan Pemuda Milenial NU patuh dan taat segala instruksi yang nanti akan diputuskan untuk mendukung dan mensolidkan kader di seluruh 27 Kecamatan untuk yang dipilih adalah Kader Asli NU….Aaamin.