Laisa Kamitslihi

Oleh : Gus Ulil Abshar Abdalla.

Engkau tak mungkin memiliki kembaran
Engkaulah keunikan yang menakjubkan.
Engkaulah kesendirian yang meledakkan
Milyaran galaksi, menjaga segenap konstelasi, mengambang pada musik keseimbangan.

Engkaulah misteri pelik, di balik mawar, melati,
Dan anggrek warna-warni. Engkau biarkan dirimu
Memancar dalam pelangi tajalli. Engkaulah yang bersijingkat pelan, pada malam yang rahasia,
Menemui pesuluk agung bernama Ghazali.

Para pejalan yang menyusur semak misteri
Tak akan terkesima pada kilau pelangi.
Betapapun orang-orang di taman
Sibuk bertepuk, menikmati musik Gitanyali.

Engkau tak mungkin memiliki kembaran.
Pada keluasan kanvasmu, akrilik dan warna
Hanyalah permainan khayal yang mengasyikkan.
Ia menjadi seolah-olah nyata, karena kerangka persegi yang memisahkannya, dari keluasan
Ruangan.

Lalu engkau menamainya: Adam.

Engkau tak mungkin memiliki kembaran
Tetapi jejakmu bertebaran di setiap
Kedip mata yang melenakan.
Tetapi silir sirr-mu mendesir pada setiap
Cinta Sapardi yang dibisikkan rintik hujan.

Jatibening, 22/7/2020

———

Gambar: Menemani Pakdhe Paryono Mung sowan kepada Kiai Hanif Muslih dari Mranggen, Demak. Beliau adalah putera Kiai Muslih Abdurrahman Mranggen yang masyhur itu, dan salah satu mursyid tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah yang penting di Jawa pada abad ke-20.