Membingungkan : Bela Sungkawa Negara” 300 juta untuk Dokter Wafat Gegara Corona” #dr.hilmi wahyudi

Gresik-menaramadinah.com-Ini terjadi atas Almarhum dr.Hilmi Wahyudi No.SIP Dokter : 446/5933/437.52/2017
dengan SK Nomor : 036/A/RSIM.NU.B/IV/2020 sbagai petugas penanganan Covid-19 di RSI Mabarrot MWC NU Bungah Gresik ( di ruang IGD )

(29/05/2020) Meninggal dunia karena Diagnosis PDP covid.19 diRS.Ibnu Sina Gresik dan Harus dimakamkan pakai Protokol Covid 19 .

ketika Dewi Anggrahani mencoba menanyakan perihal Santunan kematian sebagai dokter PDP covid.19 dikatakan tidak dapat Karena Hasil SWAB Negatif.” Ujar Ibu Umar Ketua Istri Ikatan Dokter indonesia( IDII) pada sa’at Ibu umar hadir berbela sungkawa dan berupaya akan mengajukan beasiswa buat ke 4 anak anak Almarhum dr.hilmi wahyudi di Jl.Madiun I no 10 Perum GKB yosowilangon manyar Gresik jam : 09.00 WIB pagi ( kamis,18/06/2020)

Atas informasi ini penulis mencoba menginformasikan kepada
wakil DPRD kab Gresik Nur Hamim atas perihal santunan Dokter yg meninggal Gegara Covid.19 mendapatkan jawaban ,”Insya Allah akan segera dibicarakan dengan Dinas terkat tentang Dana Santunan Kematian terutama juga Tentang kelanjutan pendidikan Anak Anak almarhum , sedangkan nilai manfa’at Bp Jamsostek & JKM itu beda lagi mas.” Tutur Nur Hamim yg sangat perhatian dalam masalah ini (Kamis ,18/06/2020, 10.00 WIB )

Sehari sebelumnya penulis juga mendapatkan jawaban dari dr.Alif selaku direktur Rs.Fathma Medika atas dana santunan Kematian untuk Dokter yg menangani Covid.19 .
Mas…yg santunan sdh sy koordinasikan dg kadinkes.perbup sdh di ttd..msh di tunggu surat dr mabarrot sbg pengusul.dinkes akan mengajukan santunan..sambil di pelajari aturan yg ada..,” pesan Singkat dr.Alif

Dan berjanji akan mengawal dari depan bahwasannya PDP covid 19 Harusnya dapat santunan kematian meskipun PDP positif covid karena sudah jadi Pasien Covid.19 dan diterapkan ptotokol covid.19 apalagi beliau Adalah seorang dokter yg menangani Covid.19 dan bekerja di meskipun Hasil Swabnya negatif ,”ujar dr.Alif kepada Dewi Anggrahani menghadap ke dr.Alif yg disambut dengan Ramah Tamah. ( 15/06/2020)

Santunan kematian atau Belasungkawa & Perhatian Negara yg digembar gemborkan oleh Sang presiden untuk Garda Depan justru seakan lemah responnya.

Selain itu Penulis mencoba menelusuri pernyataan yg termuat dalam berita bisnis.com untuk urusan BP.Jamsostek.

“Sesuai dengan ketentuan dalam PP Nomor 44/2015 dan Perpres 7/2019 dan Permenkes 56/2016, maka hanya tenaga kesehatan yang bertugas merawat pasien covid-19 yang berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja atas kasus penyakit akibat kerja, karena tenaga medis tersebut melakukan kontak langsung dengan pasien covid-19,” ujar Irvansyah Utoh Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BP Jamsostek, Rabu (1/4/2020).

Untuk korban tenaga kesehatan yang meninggal akibat covid-19 ini, akan mendapatkan manfaat jaminan kecelakaan kerja, yaitu senilai 48 kali upah yang dibayarkan.

Dia menambahkan BP Jamsostek siap membayarkan manfaat JKK dan JKM kepada ahli waris peserta, sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu apabila tenaga kesehatan tersebut merupakan peserta dari BP Jamsostek.

Dengan kesimpang siuran ini..
Saya juga ngk Habis fikir ??
Kalau urusan dokter seperti ini Apalagi buat warga lain yg kena musibah Covid.19??

Ini seorang dokter pejuang kemanusian yg gugur dimedan Wabah Covid.19 ironisnya hingga Sa’at ini insentif dokter belum cair cair juga.

untuk insentif dokter spesialis sebesar Rp 15 juta/bulan, dokter umum Rp 10 juta/bulan, perawat Rp 7,5 juta/bulan, dan tenaga kesehatan lainnya Rp 5 juta/bulan. Bagi tenaga medis yang gugur pun diberi santunan kematian sebesar Rp 300 juta.

Kalau Urusan Biaya Rumah Sakit Pasien Dalam Pengawasan /PDP Covid.19 begitu mudahnya diklaimkan dengan biaya APBN atau APBD.

Bahkan ketika urusan pemakaman jenazah dgn protokol covidpun masih dibiayai 2 juta oleh RT setempat.

Mau dikemanakan Anggaran Pemerintah indonesia atas penanganan pandemi Covid-19 dari Rp 677,2 triliun yg saat ini menjadi Rp 695,2 triliun ??

PDP COVID.19 adalah pasien yg dikreteriakan sesuai gejalanya , seperti demam , Batuk,sesak Nafas,sakit tengorokan,atau hasil dari observasi ada saluran nafas bawah yg terganggu serta terjadi Kontak erat dengan penderita positif atau dari yg terjangkit

#dr.hilmi wahyudi juga tercatat dalam daftar dokter yang meninggal karena positif covid-19 maupun yang berstatus pasien dalam pengawasan:
1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel)
16. dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel)
17. dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jaksel)
18. dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kab. Bekasi)
19. dr. Naek L. Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan)
20. dr. Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok)
21. dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (Dosen FK Unpad, IDI Bandung)
22. dr. Sudadi, MKK, SpOK (Dosen FK UI, IDI Jakarta Pusat)
23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
24. dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
25. dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
26. dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
27. dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
28. dr. Soeharno (IDI Kediri)
29. dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
30. dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
31. dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)

#32. dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)

33. DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
34. dr. Miftah Fawzy Sarengat (IDI Balikpapan)
35. dr. Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya) (psp/ain)
Cnn.indonesia.

Saya cuma meminta pemerintah bisa menumbuhkan rasa keadilan atas apa yg saya alami bersama anak anak dengan meninggalnya Mas Hilmi sebagai seorang dokter yg menangani wabah covid.19 ,” pungkas Dewi Anggrahani 37th dihadapan sang penulis

Gilang Adiwidya
Jurnalis menaramadinah.com