Menara Madinah.com,Harimau mati meninggalkan belang,gajah mati meninggalkan gading,manusia mati meninggalkan nama.Selasa lalu,5 Mei 2020,masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita meninggalnya Sang Maestro Campursari kelahiran 31 Desember 1966 ,Dionisius Didi Prasetyo atau akrab dipanggil Didi Kempot.Kempot rupanya adalah akronim dari Kelompok Pengamen Trotoar.Disinyalir,itu dipakai untuk mengenang perjuangannya sebagai penyanyi jalanan di sekitar tahun 1980,jauh hari sebelum dirumah nya tenar menjadi seorang superstar tembang Jawa yang dipadukan dengan musik modern dan dijuluki “The Godfather of Broken Heart,Bapak Patah Hati Nasional.
Terlahir dari keluarga seniman tulen,ayahnya pelawak Ranto Gudel dan kakaknya Mamiek Prakoso (pelawak senior Srimulat) tidak lantas membuat Didi Kempot langsung menjadi penyanyi kondang.Dia harus berproses terlebih dahulu ,memeras keringat dibawah teriknya mentari dan berjalan diatas panasnya jalan aspal ,mencari ide lewat kerasnya pengalaman hidup ,mengolah kata dan merangkai nada hingga mampu menghasilkan sekitar 800 lagu .Hal itu sebuah prestasi dan kreativitas seni yang sulit ditandingi oleh artis dalam maupun luar negeri.Perlu ” kristalisasi keringat”untuk menuju cita-cita besar dan hidup mulia,meminjam istilah dari komedian Tukul Arwana.
Didi Kempot dipanggil illahi setelah bulan lalu,tepatnya 11 April 2020 berhasil menggelar”Konser Amal Dari Rumah” yang disiarkan langsung oleh Kompas TV .Konser yang direspon positif RI-1 tersebut bisa menggalang dana 7,6 M yang dipakai untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19,disalurkan lewat LazisNU,LazisMU ,Relawan Sobat Ambyar dan Jaringan Lintas Iman .Angka 7,6 M tentunya sangat fantastis dan begitu berarti untuk meringankan beban sesama disaat mengalami kesulitan hidup.Dan itu sebuah konser amal yang luar biasa ,seorang artis tunggal bisa menggerakkan para penggemarnya untuk berdonasi dan terkumpul dana milliaran rupiah.Betapa “mandhi” (mujarab) ajakan Didi Kempot pada penggemarnya yang disebut Sobat Ambyar,Sad Boys,Sad Girls dan Kempoters untuk bersama memberikan donasi.
Di luar konser amal,Didi Kempot yang lahir di Solo adalah sosok yang bersahaja,dermawan ,dan bisa bergaul akrab dengan siapa saja.Berkat kemurahan hatinya,beberapa orang berhasil diorbitkan menjadi penyanyi yang dikenal publik,sebut saja Arda.Ia adalah seorang bocah difabel bersuara emas yang dibuatkan lagu”Tatu” dan diajak masuk dapur rekaman .Ada pula Mas Dory Harsa ,pemain musik(kendhang) yang mengiringi Didi Kempot tiap show yang dibuatkan lagu “Kangen Nickery”.
Dengan para street musician(pengamen) ,Pakde(sebutan dari penggemar untuk Didi Kempot) diketahui sering menyisihkan rejeki bagi mereka.Sisi religi dari Pakde juga menarik diketahui.Sebelum Ramadhan ini,Pakde mengungkapkan keinginannya untuk pergi umrah dan ziarah wali songo pada Gus Karim,seorang pengasuh sebuah pondok pesantren diSolo.Disamping itu,Pakde juga punya impian berduet dengan seorang ulama dan penyanyi lagu religi dan sholawat,Habib Syekh Bin Abdul Qodir Assegaf untuk menyanyikan lagu Jawa bernuansa agamis.Baru-baru ini juga telah terungkap,Pakde telah membangun sebuah masjid di Ngawi sebagai hadiah untuk istrinya yang diakuinya ahli wirid dan gemar mengikuti pengajian.
Seniman Pemersatu
Didi Kempot layak disebut seniman pemersatu .Dengan lagu-lagunya yang booming misalnya Suket Teki dan Pamer Bojo,Pakde membuat ribuan orang dari berbagai penjuru dan segala lapisan strata sosial untuk datang ke konsernya,menyanyi dan joget bersama.” cendhol dawet,cendhol -cendhol dawet”,demikian ucapan kompak Sobat Ambyar dalam tiap kali konser sang maestro.
Dari penjual obat sampai pejabat,dari tukang cukur hingga direktur,semua adalah fans setia Pakde,tak hanya dari Indonesia,tetapi juga penggemarnya ada di Belanda dan Suriname serta negara lainnya.
Bens Leo,seorang pengamat musik dengan meyakinkan mengatakan bahwa jumlah fans Didi Kempot ditanah air mampu mengimbangi bahkan melampui jumlah fans dari lagu-lagu K-Pop/Pop Korea.
Tembang-tembang karya Pakde memang membumi,menyentuh hati dan suaranya merdu sekali.”Stasiun Balapan ” adalah lagu hits yang mengangkatnya dibelantika musik Indonesia ,rilis tahun 1999 dan disusul lagu serta album berikutnya.”Patah hati bukan untuk diratapi ,tetapi untuk dijogeti”,ucapnya dalam suatu kesempatan
Good bye Pakde.Selamat jalan.Engkau orang hebat dan orang baik yang meninggal dunia di bulan mulia,Ramadhan .
Karyamu abadi ,engkau seniman sejati.Semoga Pakde tenang dialam keabadian.Lahul Fatihah.
#Bro J# 8 Mei 2020
#SobatAmbyar#
#SadBoys#
#SadGirls#
#Kempoters#
#Do’aUntukSangMaestro#
#CampursariMendunia#