Andy Budiman : Tentang Sebuah Jalan Politik

 

CITA-CITA kata penyair Tiongkok Lu Xun, ibarat jalan pertama di belantara yang pada awalnya tiada. Tapi semakin sering ia kita lewati akan semakin nyata.

Satu setengah tahun terakhir saya memutuskan masuk politik dan melewati sebuah jalan yang tidak biasa dan belum pernah saya bayangkan akan saya tempuh sebelumnya. Menjadi calon anggota legislatif ketika masyarakat tidak suka politik. Maju sebagai Caleg DPR-RI dari Jatim I Surabaya – Sidoarjo, wilayah yang baru buat saya.

Satu setengah tahun saya blusukan, mengetuk pintu dari rumah ke rumah, bertemu masyarakat, meyakinkan komunitas, dan hasilnya jalan itu sekarang semakin terlihat jelas. Warga mulai mengenal, menyukai gagasan, dan menyatakan akan memilih saya.

Ada banyak nama yang membukakan jalan bagi saya: Pak Irianto, Mas Sujoko, Mas Kusno, Mbak Liza, Pak Ongko, Pak Hermawan, Pak Hendry, Pak Herman, Ibu Liza, Pak Gatot Wahjudi, Pak Sukoco, Pak Gatot S., Pak Gow, Pak Henky, Pak Markuat, Pak Rudy, Pak Budi, Pak Slamet, Pak Djaja, Bu Meimei, Mas Dedi, para pengurus PSI dan kawan-kawan sesama Caleg — serta banyak nama-nama lainnya yang terlalu panjang jika disebutkan. Mereka nyata, bukan tokoh rekaan seperti Ibu Nurjanah dll. yang disebut calon wapres nomor nol dua.

Mereka yang membantu saya, adalah orang-orang yang bersedia menolong tanpa pamrih, karena mendukung perjuangan politik yang akan saya jalankan kelak di parlemen.

Limabelas tahun terakhir, INTOLERANSI adalah sumber kecemasan saya ketika memikirkan masa depan. Sebagai wartawan, saya mengikuti apa yang terjadi di Irak, Suriah, Afghanistan, dan Pakistan. Menyaksikan dengan sedih, matinya harapan jutaan anak muda, akibat meluasnya konflik sektarian antar suku dan antar agama yang berkepanjangan. Dan yang membuat saya khawatir, bibit-bibit serupa kini muncul di tanah air saya. Saat orang diserang karena berbeda keyakinan, ketika tempat ibadah ditutup paksa, orang dituduh menista agama dan dimasukkan sewenang-wenang ke penjara.

Gejala serupa juga terjadi sebelumnya di Suriah, Irak, Afghanistan, dan Pakistan — di mana orang mati sia-sia karena konflik agama yang berkepanjangan, bisnis dan ekonomi hancur, orang jatuh miskin, dan jutaan anak muda kehilangan harapan.

Jalan yang tidak biasa, yang saat ini saya tempuh, adalah bagian dari cara saya menyelamatkan masa depan. Agar negeri ini tidak jatuh ke tangan kelompok fanatik agama yang bertindak sewenang-wenang — agar negeri ini tidak jatuh ke tangan politisi korup yang mencuri uang pajak kita dan membuat orang tidak percaya lagi pada demokrasi dan berpaling kepada ide-ide ekstrim seperti ISIS.

Negeri ini terlalu berharga. Saya tak ingin Indonesia — negeri saya, negeri kita semua, jatuh menjadi sebuah negara gagal karena kesalahan dalam menempuh jalan politik.

Kita sudah punya Presiden Jokowi, presiden terbaik sepanjang sejarah Republik Indonesia. Kita sekarang tinggal memerlukan DPR yang baik, yang bisa membantu dan bekerjasama agar Presiden Jokowi di periode kedua agar beliau bisa berlari lebih cepat, bekerja lebih maksimal. Partai Solidaritas Indonesia adalah partai yang paling siap menjadi partner Presiden Jokowi 2019-2024.

PSI adalah deretan anak-anak muda yang fresh dan punya visi tentang Indonesia yang plural dan menghormati perbedaan. Kami ingin mendorong transparansi DPR dengan menawarkan Aplikasi Solidaritas — yang memungkinkan publik memonitor bahkan memecat anggota dewan yang tidak berkerja dengan baik.

Kami percaya, politik yang bersih dan transparan adalah sumber persatuan nasional. Bagaimana orang akan merasa bersatu kalau merasa dikhianati: uang pajaknya dikorupsi, haknya menjalankan ibadah dan keyakinan tidak dipertahankan oleh orang yang dulu ia pilih sebagai wakilnya di DPR?

Konon, kita tidak bisa berkali-kali melakukan hal yang sama sambil mengharapkan sebuah hasil yang berbeda. Kalau ingin melihat perubahan di DPR, pilihlah PSI yang akan mendorong transparansi dan membuka ruang-ruang gelap yang selama ini menjadi sumber korupsi dan transaksi politik.

Jangan pilih wakil yang sudah terbukti tidak bekerja maksimal. DPR 2014-2019 menurut data Forum Masyarakat Peduli Parlemen dan LIPI, adalah DPR terburuk sepanjang sejarah reformasi. Tingkat kehadiran rapat hanya 40 persen, tahun lalu dari target 50 RUU hanya 5 yang dikerjakan. Ironisnya dari 560 anggota dewan, 500 mencalonkan kembali di pemilu ini. Pertanyaannya: Apakah mereka layak dipilih kembali?

Beri kami kesempatan. PSI adalah deretan anak-anak muda yang siap bersuara lantang melawan intoleransi — membendung pengaruh PKS di parlemen.

Saya sadar ada begitu banyak hoax tentang PSI belakangan ini. Jangan hiraukan, percayalah kepada sumber-sumber resmi yang bisa dipercaya. Otak dibalik serangan ini adalah para politisi lama: para koruptor dan kaum intoleran yang merasa terancam melihat PSI semakin besar dan mendapat dukungan luas.

Ibu-Bapak, Mbak-Mas, Sis-Bro,
Sebelum terjun politik, saya adalah wartawan sekaligus aktivis keberagaman. Terakhir saya menjadi wartawan selama empat tahun di Jerman. Jika ingin sedikit mengetahui tentang saya bisa anda baca: https://www.jawapos.com/jpg-today/24/11/2018/andy-budiman-terjun-ke-politik-untuk-merawat-keberagaman

Saya akan maju sebagai Calon Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I Surabaya – Sidoarjo.

Melalui pesan ini, saya ingin mengajak seluruh warga untuk menyelamatkan masa depan kita semua. Caranya, pada 17 April nanti di bilik suara, pilih:

*JOKO WIDODO untuk Presiden*
*ANDY BUDIMAN dari PSI nomor 11 untuk DPR-RI.*

Semoga cita-cita saya mendapat restu dari anda semua warga Surabaya – Sidoarjo. Salam Solidaritas.

Husnu Mufid

koresponden MM.com