
Menara Madinah.com,Nyai Ageng Pinatih adalah Ibu angkat dari Sunan Giri,salah satu anggota Wali Songo.Nyai Tandes yang merupakan nama lain dari Nyai Ageng Pinatih dikenal sebagai saudagar wanita yang kaya raya.Beliau memiliki banyak kapal laut yang dipakai untuk berdagang.Tahun 1458,Pemerintah Majapahit melantiknya sebagai syahbandar Pelabuhan Gresik.
Tugasnya yaitu memungut bea cukai dan mengawasi kapal-kapal asing yang memasuki wilayahnya.
Nyai Ageng Pinatih yang saudara perempuannya menjadi istri Raja Majapahit(Brawijaya) adalah perempuan pertama di nusantara yang berkecimpung dalam urusan bea cukai.Berkat kecakapan,loyalitas,keilmuan dan akhlaqnya yang baik ,Kerajaan Majapahit memberikan kepercayaan(trust) pada beliau.Selain itu,ia juga mendapat tanah perdikan.
Anak Buah Kapal(ABK) Nyai Ageng Pinatih menemukan bayi di lautan.
Pada saat kapal Nyai Ageng Pinatih akan berlayar ke Pulau Dewata(Bali),konsentrasi para crew kapal tertuju pada sebuah peti yang terombang-ambing ditengah laut.Mereka mengirangnya berisi emas atau perhiasan lainnya.Dengan sigap,beberapa ABK Nyai Ageng Pinatih mengambil peti itu.Tak disangka isinya peti adalah bayi yang sehat dan rupawan.Singkat cerita,peti yang berisi bayi itu dibawa para ABK menghadap ke Nyai Ageng Pinatih.Beliau merasa surprised,bersyukur dan bahagia dengan penemuan bayi oleh para anak buahnya.
Lalu Nyai Ageng Pinatih merawatnya dengan penuh kasih sayang layaknya anak sendiri.Bayi itu diberi nama Joko Samudro,sebab ditemukan ditengah samudera.Versi lain bayi itu dinamai Raden Paku.Alasannya sewaktu ditemukan,bayi itu ada didalam peti yang dipaku dengan rapat.Sementara gelar Sunan Giri dinisbatkan pada nama pesantren yang kelak ia dirikan di perbukitan Desa Sidomukti,selatan Gresik.Giri dalam istilah Bahasa Jawa bermakna bukit,gunung.
Disamping nama-nama itu,Sunan Giri juga memiliki nama Muhammad Ainul Yaqin.Setelah dipondokkan ibu angkatnya di Pesantren Ampeldenta milik Raden Rahmat(Sunan Ampel),Sunan Giri menjadi anggota Wali Songo.Sunan Ampel melihatnya sebagai seorang santri yang cerdas.Para anggota Wali Songo yang lainnya juga menyetujui penunjukkannya untuk mengemban tugas dakwah.
Latar belakang kedua orang tua Sunan Giri adalah kombinasi antara pejuang dakwah dan kalangan bangsawan.Ayah dari Sunan Giri adalah Maulana Ishaq,anggota Wali Songo generasi pertama dari Samarkhan dan saudara kandung Maulana Malik Ibrahim.Sedangkan ibunya yaitu Dewi Sekardadu adalah putri dari penguasa Blambangan(kini Banyuwangi) bernama Adipati Menak Sembuyu.Bayi Sunan Giri dibuang ke laut karena dianggap membawa sial.Namun ternyata Allah melindungi bayi itu dan bahkan menjadi tokoh yang berjasa besar dan berpengaruh luas dalam bidang pemerintahan dan keagamaan.Jabatan yang diamanahkan untuk beliau dipergunakan untuk menunjang keberhasilan dakwah.Dikemudian hari,masyarakat juga menyebut Sunan Giri dengan “Sultan Abdul Faqih”. Pengetahuannya dalam ilmu fiqih memang luas sebagai salah satu kader dakwah didikan Sunan Ampel.Sempat pula Raden Paku berkenala hingga ke Malaka dan Pasai untuk menimba ilmu(tholabul ilmi).
Ayah Sunan Giri yaitu Maulana Ishaq hijrah ke Pasai dari Blambangan demi menyelamatkan diri dari Patih Blambangan,Bajul Sengara dan pasukannya yang mengancam keselamatannya.
Lokasi maqbaroh Nyai Ageng Pinatih dan Sunan Giri sama-sama berada di Gresik.Kompleks pemakaman Nyai Ageng Pinatih beserta orang-orang dekatnya ada di Jl.KH.Cholil,Kebungson,Gresik ,sekitar 2 kilometer dari makam Sunan Giri.
#BroJ#.Source:” Sejarah Wali Songo ,menaramadinah.com.
