Sikapi Situasi Ponpes eLKISI Mojokerto Pulangkan Santri Lebih Awal

Mojokerto, Menara Madinah. Mempertimbangkan dan menyikapi eskalasi wabah Corona yang semakin tinggi, Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto mengajukan jadwal perpulangan semua santri dan santriwatinya. Dalam keadaan normal, pembelajaran dilakukan hingga sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun saat ini ada kebijakan khusus terkait situasi dan kondisi. “Semula kami rencanakan pemulangan santri tanggal 5 April lusa, namun karena perkembangan situasi maka kami majukan hari ini (Selasa 31/03/2020, red.),” ujar ustaz Arief Setyawan M.M., MPd., Kepala Kepesantrenan eLKISI.

Diberlakukan prosedur perpulangan khusus mengantisipasi merebaknya virus Covid 19. Agar penjemputan tidak memakan waktu lama maka diatur dengan jadwal jam sesuai kelas yang telah diberitahukan sehari sebelumnya kepada wali santri. “Para orang tua atau wali santri penjemput tidak perlu turun dari kendaraan. Jika diperlukan seorang penjemput boleh turun dengan menggunakan masker dan mengikuti standar sanitasi. Mobil yang memasuki wilayah pondok lebih dahulu akan disemprot disinfektan,” sambungnya.

Menghindari kemacetan dan mempercepat proses atau alur penjemputan, telah disusun jadwalnya. Jam 07.00 – 08.30 untuk santri kelas 7. Jam 08.30 – 10.00 untuk santri kelas 8. Santri kelas 10 dan 11 pada jam 10.00 – 11.30. Sedangkan untuk santri kelas 9 dan 12 pada jam 12.30 – 14.30. Bagi wali santri yang mengalami keterlambatan di sediakan jam khusus yakni pukul 15.30 – 17.00.

Setelah perpulangan, manajemen pondok meminta agar orang tua atau wali santri bisa mengontrol aktifitas para santri di rumah. “Akan kami sampaikan menyusul tentang proses belajar mengajar dan ujian. Kami sangat berterima kasih atas perhatian, pengertian dan kerjasama para orang tua, wali santri. Kami juga mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Semoga Allah Subhaanahu Wata’ala melindungi serta merahmati kita semua, dan segera berakhir wabah ini,” pungkas Ustaz yang sempat berkarir di sebuah hotel berbintang ternama di Surabaya, dan memutuskan untuk mengabdikan diri di dunia kepesantrenan ini. (tom mas’udi)