Oleh : Musthofa Zuhri
Hari ini. kubenar benar terpaku sangat lama, tiba tiba saja mataku memotret sosok laki laki tua lagi membeli barang elektronik dipojok sebuah toko dikawasan jember. sorot mata itu sangat teduh.
Dengan senyuman khas kusapa dan kucium tanganya. Beliau kaget “kamu siapa. adakah aku pernah bertemu sebelumnya??l ujar pria itu.
Dan…oh….guruku, ( ku hanya tersenyum, maklum, waktu aku sekolah dulu, puluhan ribu keluar masuk mrngais ilmu pada guruku ini. dan aku maklum, jika beliau sdh tak mengenli namaku.
Akupun mengungkapkan rasa yang ada di balik pikiran yg terpendam.
“Bapak memang barangkali sdh lupa akan nama dan identitas saya, dan sya rasa itu tak menajdi masalah, namun. saya sangat mengenal panjengan, dan itu kewajiban saya,”.ujarku . Karena, saya bisa hadir dan menjadi seperti sekarang ini, atas goresan pena dan ukiran panjengan” lanjutku.
Masih teringat dengan benar apa yang panjengan ajarkan. “Hargailah tetes keringat guru anda yang telah ikhlas memberikan ilmu-ilmu berharga yang selalu kalian gunakan dalam keseharian dikemudian hari” dimanapun dan kapanpun.
Bukankah “al ilmu la yanfak illa bi ta’dhimil.ustadz??l” dan ini adalah wejangan panjengan ketika kami mau purna ??”.
Guruku hanya tersenyum dengan ciri khas “aku mulai ingat siapa dirimu nak” ujarnya dan aku hanya manggut manggut saja.
Ahirnya kami ajak beliau untuk bergeser.ketempat yang teduh dengan menikmati hidangan makan siang.
Aku sedikit menyimak gaya khas guruku dalam mengurai kalimat per kalimat, beliau pun mengucapkan kata magis “trimakasih, kamu masih mengenaliku meski aku sdh tak cukup umur untuk merekam mwmori yang sudah aus ini” ujarnya sambil terkekeh.
Aku hanya bisa memandangi wajahnya. Sesekali menunduk, tak berani menatap wajah lusuh nya, karena tak biasa untuk berhadapan dengan bertatap mata dg guru saya.
Sehabis makan siang, kamipun berpisah. Dijalan aku dengan kawan yang menemani berkendaraan aku bercerita banyak tentang pribadi guruku tadi, dan kukatakan jika beliau adalah my inspiration.
Bagi sya beliau adalah pelopor perubahan yang menggerus kecengenganku. Karena dengan didikan beliaulah, lahir para pembawa perubahan kearah kebaikan” ujarku mejelaskan
temenku mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan aku menghela nafas panjag dan kukatakan lagi pada temenku
“ilmu memang bertebaran dimana-mana, tapi ia sulit anda tangkap. Memang anda bisa menangkap ilmu tersebut, tapi seorang guru bisa membuat kita menangkap ilmu yang tepat” tandasku.
Dan sekali lagi, bagiku seorang guru adalah sosok pahlawan sejati, dan tak ada seorangpun yang meragukan peranan mereka karena kita ini menjadi orang besar atau bisa berkiprah dipanggung dunia ini bukan atas usaha kita sendiri, tapi seorang gurulah yang telah membimbing usaha yang kita miliki dari tinta emas merekalah, secerca harapan ini bisa kita nikmati” pungkasku.
Salam hormat buat para guru dimanapun beliau berada….
selamat Pagi…