APD sebut pasangan PUTI-FIRMAN sebagai nasionalis-religius

Aliansi Pemuda Untuk Demokrasi (APD) Surabaya memberikan rekomendasi usulan kepada publik tentang Pasangan Calon Ideal dalam Pilkada Surabaya 2020.

Dari berbagai simulasi Paslon, APD menilai Paslon PUTI-FIRMAN yang paling berpotensi menang. PUTI-FIRMAN adalah pasangan calon Walikota Surabaya antara Puti Guntur Soekarno Puteri sebagai Calon Walikota dan Firman Syah Ali sebagai Calon Wakil Walikota.

Kedua figur ini bisa ditunjuk oleh PDI Perjuangan melalui jalur penugasan atau penunjukan, bukan jalur penjaringan.

Paslon ini memenuhi keseimbangan geopolitik politisi-birokrat, perempuan-lelaki, nasionalis-relijius dan Jawa-Madura.

PDI Perjuangan memang bisa mengusung paslon kader sendiri secara penuh tanpa perlu mengajak orang luar untuk bergabung, namun fenomena terkini tampak sekali geliat dan semangat kaum relijius dan kaum madura untuk ikut dilibatkan dalam kepemimpinan Kota Surabaya.

“Saya rasa aspirasi warga madura dan Nahdliyyin untuk terwakili dalam kepemimpinan kota Surabaya lebih baik dipenuhi, agar Surabaya kondusif” ucap Musfiqur Rohman Koordinator Aliansi Pemuda Untuk Demokrasi

“Sempat muncul klaim bahwa salah seorang Pejabat Pemkot Surabaya dengan inisial EC merupakan representasi NU, lha NU mana? IPNU tahun berapa? Ansor tahun berapa? kok sekarang banyak orang mendadak NU?” lanjut aktivis muda Potensial ini pada awak media

“Mbak Puti itu cucu langsung dari panglima tertinggi revolusi kemerdekaan Indonesia dan cak firman adalah anak ideologis dari Bung Karno dengan pengalamannya di dunia aktifis serta literasinya yang tuntas atas karya-karya Bung Karno, ditambah lagi cak firman berlatar belakang santri tradisionalis. Dukungan blak-blakan para ulama besar, IKA PMII dan KAHMI terhadap Firman Syah Ali merupakan bukti nyata bahwa Firman Syah Ali merupakan simbol kelompok relijius di Surabaya. Maka lengkap sudah Paslon ini menjadi representasi Nasionalis-Religius,” pungkas mantan orator aksi mahasiswa ini.