Upacara Tawur Agung Dalam Pandangan IGusti Ngurah Bagus Mara Aryasa Putra

NYEPI DIRAYAKAN DI SASIH “WAISAK”..
Kejayaan negeri Hindu-nesia di tanah persada Nusantara sebagai ajaran Khas Siwa-Buddha yang dalam selogan dapat diketemukan sebuah semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, dimana juga semboyan ini nantinya menggema sebagai selogan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semangat kebhinekaan senantiasa terpatri, selalu menjiwai kebersamaan dan rasa persaudaraan kita dengan menetapkan sasih waisaka sebagai penanggalan baru bangkitnya ajaran Budha.

Berdasarkan perhitungan Tahun Saka, sasih ke sepuluh disebut waisaka, merupakan penanggalan baru Tahun Baru Saka setelah tilem ke sanga (bulan mati ke 9).
Penyambutan Tahun Baru Saka bagi umat Hindu diawali dengan melaksanakan pembersihan lingkungan ” palemahan” dengan menggelar upacara TAWUR AGUNG (sesuai tradisi) di catus pata (persimpangan jalan). dilanjutkan dengan pembersihan diri di tingkat “pawongan”/manusianya (nafsu manusia di wujudkan dalam bentuk orang/orangan/ogoh ogoh).
Demikianlah tradisi positif dari persiapan penyambutan Tahun Baru Saka di sasih Waisaka…

Tepat di awal tahun baru saka di sasih Waisaka, dimana umat Hindu mengawalinya dengan benar-benar melaksanakan pengendalian diri dalam ucapan, pikiran dan kelakuan yang pelaksanaannya disebut dangan “catur brata penyepian”, pada tanggal apisan (tanggal 1) sasih waisaka.
Dipilihnya waktu di bulan ” WAISAK/WAISAKA” adalah sebuah momentum dilaksanakannya “Brata penyepian” sebab di hari raya Nyepi, umat Hindu nusantara melaksanakan Tapa, brata, yoga dan semadhi tiada lain sejatinya untuk membangkitkan ajaran BUDDHA, budhi satwam..

Salam rahayu nusantaraku..
Om namah siwa ya namo Budha ya??

Husnu Mufid

Koresponden MM.com