Dwi Astutik, PERGUNU Jatim : Berikan Pemahaman Untuk Hadapi Tantangan Era Industri 4.0.

TUBAN – Menara Madinah.Com
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Jawa Timur “PERGUNU” melaksanakan meningkatan kompetensi guru NU dalam tema “Pembelajaran Berbasis Informasi IT, di Ponpes Muslimah Kab. Tuban 30/10/19.

KH. Rahmad M.Pd, dari “ASWAJA NU Center Jawa Timur” memaparkan dengan gamblang sesuai Al-Qur’an dan Hadis Shohihnya “Kaidah Fiqih” untuk menegaskan bahwa warga nahdliyyin untuk meningkatkan kualitas pendidikan keaswajaan “Ahlusunah Wal Jama’ah” di usia dini, baik dilingkungan masyarakat maupun di keluarganya sendiri. dalam pesan tersebut ketika mencari ilmu harus mempunyai sanad guru yang jelas bukan belajar di media sosial “google”. biar nanti ditengah masyarakat tidak ngawur memberikan solusi sebagai rujukan, jangan sampai generasi kita jadi generasi radikalisme.

Di sela sela Dr. Hj. Dwi Astutik, S.Ag, M.Si, Selaku Wakil Ketua PW PERGUNU Jawa Timur, menegaskan bahwa jati diri untuk peningkatan kualitas pendidikan keaswajaan “Ahlusunah Wal Jama’ah” harus ditanamkan di putra putrinya di usia dini, lanjut di lingkup keluarga sendiri maupun dilingkungan masyarakat dan lembaga keNUan, terangnya.

Menurut Dwi Astutik Bahwa warga nahdliyyin sudah melewati zaman “Four Point Zero” Alhamdulillah tradisi orang NU tetap eksis dengan tradisinya tidak bergeser sama sekali, Ungkap.

Ia menambahkan guru guru NU harus mengikuti sesuai zamannya untuk mengawasi generasi emas yang berakhlak qul karimah. maka dari ikhtiar itu PERGUNU menyiapkan generasi emas yang unggul untuk bangsa dan masyarakat sebagai paku kedamaian di tengah tengah masyarakat nanti.

Saat disinggung mengenai isu namanya maju diperhelatan Pil-wali Kota Surabaya 2020. Dwi Astutik dengan penuh kesederhanaan menanggapi pentingnya semangat surabaya terus berikhtiar, saya kembalikan ke masyarakat langsung kalau masyarakat menginginkan diri saya untuk terlibat untuk surabaya. nggeh monggo dengan logat khas jawa timuran. saya tidak bisa menolak keinginan panjenengan atau anda semua, saya ini dibesarkan sosial dan pemberdayaan jadi kesimpulan saya nanti sesuai kaidah ushul fiqih jagalah yang lama yang baik lanjutkan yang lama yang baik dan ambil yang baru yang lebih baik.

Maqdar Abdulloh Tirtokusumo