Seminar PAUD di UNU Blitar

BLITAR – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar kini lebih siap menjadi pendidik yang berkarakter setelah mengikuti seminar tentang parenting berbasis cinta.

Kegiatan bertajuk “Menjadi Pendidik yang Mendidik dengan Hati: Parenting Berbasis Cinta bagi Mahasiswa PIAUD” yang digelar di Aula Lantai 3 Kampus 1 UNU Blitar, Senin (29/12/2025), membekali mereka dengan fondasi untuk mendidik anak secara utuh—meliputi nilai, emosi, dan akhlak—dengan cara yang penuh kasih dan humanis.

Seminar yang menjadi bagian dari upaya penguatan kapasitas akademik dan pembentukan karakter calon pendidik PAUD menghadirkan dua narasumber berkelayakan: Dr. Zula Ismawati, M.Pd dan Faatihatul Ghaybiyyah, M.Psi, dengan mahasiswa PIAUD sebagai peserta utama.

Dalam sesi materinya, Dr. Zula Ismawati menekankan perbedaan mendasar antara “mengajar” dan “mendidik”. Menurutnya, mengajar hanyalah bagian dari proses pendidikan, tetapi mendidik lebih luas—yaitu membentuk manusia secara utuh yang mencakup aspek nilai, emosi, karakter, dan akhlak.

“Mendidik menyentuh hati dan membentuk sikap. Karena itu, pendidikan harus dilandasi empati dan keteladanan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahaya pendekatan pembelajaran yang terlalu berorientasi pada capaian akademik, yang berpotensi mengabaikan kebutuhan emosional anak.

“Anak akan belajar lebih optimal ketika merasa aman dan dihargai. Relasi yang hangat antara guru dan peserta didik menciptakan suasana belajar yang manusiawi,” tambahnya.

Sementara itu, Faatihatul Ghaybiyyah, M.Psi memaparkan konsep parenting berbasis cinta sebagai pendekatan yang menekankan empati, komunikasi efektif, dan penghormatan terhadap emosi anak.

Ia menekankan bahwa pendekatan ini bukan berarti memanjakan anak, melainkan menyeimbangkan kasih sayang dengan batasan yang jelas dan dipahami.

“Parenting berbasis cinta menghadirkan batas yang tegas dengan cara yang lembut. Anak perlu memahami alasan di balik aturan agar tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan pengasuhan dan pendidikan saat ini semakin kompleks—mulai dari tekanan emosional, kelelahan mental, hingga pengaruh teknologi—sehingga calon pendidik perlu memiliki kesadaran reflektif dan kemampuan mengelola emosi untuk mendampingi anak secara sehat.

Ketua Program Studi PIAUD UNU Blitar, Dessy Farantika, M.Pd, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa tidak hanya dengan kompetensi pedagogik, tetapi juga kepekaan emosional dan nilai kemanusiaan yang kuat.

“Mahasiswa PIAUD dipersiapkan bukan hanya untuk menjadi pengajar, tetapi pendidik yang mampu menghadirkan keteladanan, empati, dan kasih sayang dalam proses pembelajaran. Parenting berbasis cinta menjadi fondasi penting agar lulusan kami mampu mendidik anak secara utuh,” ujarnya.

Melalui seminar ini, Program Studi PIAUD Fakultas Agama Islam UNU Blitar menegaskan komitmennya dalam menyiapkan calon pendidik PAUD yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, empati, dan karakter yang kokoh. Pendidikan, sebagaimana ditekankan para pemateri, adalah proses memanusiakan manusia yang dimulai dari hati dan diwujudkan melalui keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

Parenting berbasis cinta yang diajarkan di seminar ini adalah inovasi dalam pembentukan calon pendidik—karena ia mengubah paradigma pendidikan dari “hanya mengisi otak” menjadi “menyentuh hati”. Untuk mahasiswa PIAUD dan semua calon pendidik, ingatlah: setiap anak yang Anda temui adalah potensi yang menunggu untuk tumbuh dengan kasih.

Jadilah pendidik yang berani berinovasi dengan hati—tempatkan empati sebagai kompas, kasih sebagai energi, dan keteladanan sebagai landasan. Karena ketika Anda mendidik dengan hati, Anda tidak hanya membentuk anak yang cerdas, tetapi juga manusia yang berkarakter dan penuh kasih untuk masa depan yang lebih baik.*Imam Kusnin Ahmad*