“MIMPI BASAH DI MOJO GUMUK ” catatan seorang Pendamping PKH

Kediri, MenaraMadinah. Com Sabtu Pon, 27 November 2025. “MIMPI BASAH DI MOJO GUMUK”, adalah sebuah catatan pengalaman pribadi yang aku alami saat bertugas sebagai Pendamping Sosial PKH, sejak tahun 2007 hingga saat ini.

Catatan ini adalah sebuah kasus yang aku temui diantara tahun 2017 hingg tahun 2021-an saat melaksanakan kegiatan FDS / Family Development Sessions(Program Peningkatan Kapasitas Keluarga) yang maksud nya agar keluarga KPM itu bisa meningkatkan kapasitas nya dalam hal antara lain: a). Bidang Pengasuhan dan Pendidikan Anak, b). Bidang Kesehatan, c). Bidang ekonomi, d). Bidang Kesejahteraan Sosial, dan e). Bidang Perlindungan Anak.

Catatan ini sifatnya personal maksudnya adalah catatan pribadi ku dalam tugas melaksanakan pendampingan di kelompok-kelompok PKH di desa dampingan ku di Desa Kandangan dan Desa Mlancu, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, oleh karena itu pengalaman ini bisa digunakan untuk menambah wawasan saat menghadapi kasu-kasus yang hampir sama, dan tentu membutuhkan penyesuaian berdasarkan lokasi dan situasi kekhususan di tiap kelompok yang di hadapi, dan inilah yang bisa aku tulis, dengan judul: “Mimpi Basah di Mojo Gumuk” (Bagian ke 1).

Mojo Gumuk adalah merujuk pada tanaman mana atau mojo, tanaman yang mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, daunya lebar warna nya hijau, buahnya bulat hampir sebesar buah kelapa gading namun bulatnya lebih sempurna mirip bola, warnanya hijau, dan akan berwarna kuning jika sudah matang dan kalau dipetik dan didiamkan berhari-hari bisa berubah menjadi coklat kehitaman. Buah maja/mojo ini tidak bisa dimakan langsung habis dipetik, karena rasanya pahit, untuk bisa dimakan harus diolah dulu melalui beberapa tahapan hingga menjadi sirup yang enak dan segar.
Sedangkan ‘Gumuk’ adalah sebuah gundukan tanah yang besar dan menonjol dari tanah sekitar nya.

Sedangkan yang dimaksudkan Mojo Gumuk disini adalah: segerombolan pohon maja yang ada dalam areal pemakaman pada sebuah bukit kecil di Desa Mlancu, di sisi kanan Mojo Gumuk itu ada kawasan perumahan masyarakat yang daerah nya subur, baik untuk tanaman padi, palawija maupun tanaman perkebunan dan buah-buahan, tanaman yang sudah berusia ratusan tahun yang sangat terkenal yaitu: ‘durian merah’. Karena kekhasan pohon durian merah tersebut akhirnya diakuinya oleh Pemerintah Daerah, selain itu ada buah rambutan dan berbagai jenisnya, mangga, manggis.
Keistimewaan daerah ini adalah masih ada sisa-sisa perkebunan kopi di era kolonial, reruntuhan dari rumah Belanda penguasa perkebunan karet juga masih bisa dilihatnya, bahkan keluarga nya yang tidak ikut ke Negeri Belanda masih hidup dan hubungan dengan keluarga nya di sana masih berlanjut, selain itu daerah berbukit indah ini pada masa dulu juga termasuk ‘jalur rempah’ yang penting di Kabupaten Kediri, masyarakat nya sekarang masih ada di sekitar rumah nya atau ladangnya masih merawat pohon kopi jenis asisa yang hasil nya masih menguntungkan, aku pernah diajak warga(binaan ku) melihat-lihat sisa-sisa perkebunan kopi diladang harapan nya, sisa pohon karet di tepi jalur penting waktu itu yang menjadi jalur urat nadi kawasan pabrik kopi dan karet.
Di pekarangan rumah anggota juda ada peninggalan menara air, sisa-sisa pondasi untuk mesin pengolah kopi, pondasi bekas instalasi air yang sampai saat ini masih digunakan oleh sebagian warga masyarakat, saya hitung sisa-sisa tersebut lebih dasi 14 titik, sedangkan dibeberapa pekarangan warga masih ada yang merawat tanaman cabai (untuk obat dan bumbu) pohon nya seperti sirih menjalar dan merambat, harganya tinggi, pohon paneli (harga bisa melebihi emas).

Kehidupan sosial masyarakat nya: nitrogen, ada tiga agama besar disini(Hindu, Kristen dan Islam ), mereka sangat toleran, saling menghargai dan menghormati, rukun-damai, orang-orangnya ramah-tamah, rasa gotongroyong nya tinggi, terbuka dan hangat, adalah istilah ‘masuk kampung sini’ jangan takut kelaparan, setiap orang yang bertamu akan pasti dihidangkan kopi yang nikmat. Aku sendiri betul-betul merasakan kehangatan, ketulusan dan rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang tinggi dari mereka yang pernah aku dampingi khusus nya.
Sebab oleh itulah ketika melakukan penelitian mimpi basah pun mendapatkan sambutan baik

Salah satu contoh nya adalah, seorang janda, usia paruh baya, kulit nya kuning bersih, tinggi nya semampai, wajahnya bulat telur, hidung kecil, bibi mungil, alis hitam, postur tubuhnya indah dengan ciri khas tahi lalat besar di dadanya(payudara sebelah kanan) , dalam suatu kunjungan di siang hari yang cerah menceritakan mimpi nya dengan mantan suami nya yang sudah meninggal dunia, dengan linangan air mata nya yang membasahi suara tersedat ia berkata:”Inikah yang kamu minta? “, saya pun menjadi bingung, apa pasal? Setelah agah lama dan tenang si janda yang juga ketua kelompok itu menjelaskan bahwa dalam mimpi nya tersebut memang ia rasakan kenikmatan layaknya berhubungan suami istri, namun kata-kata sang suaminya itulah yang membuat ia menangis dan mencucurkan air mata nya.
Kondisi jiwanya sudah mulai tenang dan suaranya sudah tidak parau lagi melanjutkan ketengan nya:”Saya sangat merasa bersalah Pak, karena saya meninggal kan dia saat kondisinya sedang sakit, perpikat oleh pria lain”.
Dia menceritakan mimpi nya itu pada saat dia akhirnya diceraikan oleh suami baru nya, justru sepeninggal suami pertama nya.

Nur Habib, mengabarkan