بسم الله *Dunia Ini Tempat Beramal*

 

Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Ada prinsip Hedonism (bersenang-senang) dalam hidup. Penganut faham atau prinsip ini adalah menganggap kesenangan dalam hidup itu terpenting dan menjadi nomer satu. Hal ini umumnya menurut pemikiran atau aliran Ateis (tidak percaya adanya Tuhan sebagai pencipta, pengatur dll.) sangat masuk akal sebab mereka percaya bahwa setelah mati tidak ada kehidupan lagi. Ateis yakin tidak akan ada tanggung jawab tentang apa yang dilakukan selama hidup di dunia ini. Dengan demikian hidup hanya sekali ini ya harus dimanfaatkan dengan senang-senang.

Sedangkan semua manusia beragama meyakini bahwa setelah mati akan ada kehidupan. Hidup setelah mati ini saat mempertanggung jawabkan semua perbuatan di dunia. Di sinilah letak perbedaan Ateis (tidak bertuhan/beragama) dan Teis (bertuhan/beragama).

Mestinya apabila faham ateis itu menggunakan logika teori probabilitas, yang meletakkan kemungkinan betul dan kemungkinan salah sama-sama 50 %, maka harusnya lebih memilih hedonisme itu salah dari pada milih hedonisme betul. Sebab bila kenyataannya salah maka sangat beruntung, sebab menjadikan hidup sangat hati-hati dan sudah menyiapkan akan ada hisab.

Tetapi apabila misalkan hedonisme bener maka tidak rugi karena hidup selama ini sudah hati-hati minimal untuk menjaga kesehatan meskipun tidak berpikir tentang hisab. Yang penting telah hati-hati hidup mengikuti aturan syariah dan menghasilkan lebih sehat. Contoh bila berprinsip hedonisme benar, maka hidup senang dan nyatanya sekian banyak tidak terkendali misalkan minum dan narkoba dll berakibat badan rusak. Contoh kehidupan kumuh di Phiiledelphia USA.

Kehidupan kumuh di Philadelphia, Amerika Serikat, merupakan salah satu isu sosial yang serius. Philadelphia memiliki sejarah panjang dan kaya, namun juga menghadapi tantangan signifikan terkait kemiskinan, tunawisma, dan krisis opioid. Kensington Avenue adalah salah satu kawasan kumuh yang paling terkenal di Philadelphia. Daerah ini memiliki tingkat penggunaan narkotika yang tinggi, terutama heroin dan fentanyl, yang menyebabkan banyak orang tergeletak di jalanan. Pemerintah setempat telah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan menyediakan tempat penampungan dan layanan rehabilitasi, namun masih banyak yang memilih untuk tinggal di jalanan (Mofigied Meta AI, 2025).

Dengan demikian logika dengan teori probalitas membenarkan bahwa prinsip hedonisme adalah salah. Di sisi lain ada kaidah jawa URIP NOK NDONYO CUMAN MAMPIR NGOMBE, bahwa hidup di dunia ini hanya sementara (mampir minum dalam perjalanan) tidak abadi, maka harus dimanfaatkan untuk berbuat baik dalam rangka bekal di akhirat (kehidupan yang abadi). Maka benar sekali bila dinyatakan bahwa di dunia ini tempat beramal atau bekerja, yang hasilnya secara umum nanti di akhirat.

Hadits riwayat Al-Baihaqi, dari Ibnu Abbas menyatakan,

الدُّنْيَا دَارُ الْعَمَلِ وَالْآخِرَةُ دَارُ الْجَزَاءِ

Artinya: “Dunia adalah tempat beramal, dan akhirat adalah tempat pembalasan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia ini adalah tempat untuk beramal dan berbuat baik, sedangkan kehidupan akhirat adalah tempat untuk menerima balasan atas amal kita di dunia. Kita harus memanfaatkan waktu di dunia untuk berbuat baik dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat (Meta AI, 2025).

Ada kaidah yang lebih mendasar yakni QS Al-Ankabut: 64, yakni:

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan senda-gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”

Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia ini tidaklah abadi dan hanya bersifat sementara, seperti permainan dan senda-gurau. Sebaliknya, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan abadi. Semoga kita berhasil meraih sukses kehidupan di dunia dan akhirat aamiin.

Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.

Surabaya,
06 Rojab 1447
atau
27 Desember 2025
m.mustain