
بسم الله
*Dosa Penyuap dan Penerima Suap*
Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Ujian besar dalam dunia perhelatan suksesi dalam kepemimpinan adalah adanya politik uang, pendekatan fiqihnya adalah suap. Hal ini menjadikan kriteria pemilihan tidak murni lagi, yang seyogyanya bisa ideal dan terpilih seorang pemimpin yang terbaik. Tetapi dengan adanya suap menyuap maka perolehan pemimpin dengan kriteria terbaik akan terganggu.
Ada interpretasi bahwa pemberian saat pemilihan itu shodaqoh atau infaq untuk organisasi dsb, yang berharap tidak masuk dalam kategori suap. Kenyataan di lapangan multi tafsir seperti itu ya ada, mungkin solusinya sekalian dibuat regulasi dalam ART perkumpulan sehingga menjadi jelas mana yang boleh dan mana yang tidak. Sebab bila dibiarkan mengambang maka akan terjebak lagi di kemudian harinya. Hal ini sangat penting karena berpengaruh pada kondisi interaksi antar personil dan akan tumbuh subur potensi ketidak terbukaan antara satu personil dengan yang lain.
Secara filosofi apabila suksesi tercemar dengan riswah yang jelas itu kebatilan, maka akan terus muncul kebatilan-kebatilan yang lain. Hal ini dalam pemahaman di dunia syariah sudah masyhur dan mutawatir bahwa, apabila salah matu molimo terjalani maka syetan dengan mudah akan membujuk untuk menjalani molimo yang lain. Bila masih juga berbau riswah maka munculnya perselisihan antar personil bukan tidak mungkin terjadi, bahkan juga sangat mungkin sekali munculnya permasalahan yang lain. Pada akhirnya akan menurunkan marwah perkumpulan atau organisasi.
Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah jelas memberikan ancaman tentang riswah atau suap menyuap, yakni;
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي
Artinya: “Laknat Allah atas orang yang menyuap dan orang yang menerima suap.”
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah SWT melaknat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap. Suap adalah perbuatan yang haram dan dapat merusak keadilan dan integritas. Orang yang menyuap dan orang yang menerima suap sama-sama berdosa dan akan mendapatkan laknat dari Allah SWT (Modified Meta AI, 2025).
Untuk perihal rencana Muktamar PBNU 2026, penulis memohon kepada semua warga nahdliyyin khususnya yang memperoleh amanah sebagai pejabat struktural. Mari kita lebih berhati-hati dalam memperoleh dana baik untuk pribadi kita maupun untuk NU. Ada kemungkinan riswah disengaja bagi yang ingin merusak NU dari dalam. Apabila bisa bersih dari riswah insyaAllah marwah NU akan kembali semula seperti zaman awal-awal berdirinya, Allahumma aamiin.
Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.
Surabaya,
05 Rojab 1447
atau
26 Desember 2025
m.mustain
