
Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Ada dua putaran atau siklus bersyukur dan mengingkari nikmat. Siklus bersyukur akan menghasilkan tambahan, sekali putaran bersyukur akan mendapatkan tambahan satu porsi. Putaran bersyukur berikutnya ya tentu logikanya akan mendapatkan satu porsi tambahan yang lain. Sehingga semakin banyak putaran bersyukur maka semakin banyak pula porsi tambahannya.
Sedangkan kebalikannya adalah siklus mengingkari nikmat akan mendapatkan pengurangan. Ketika mengingkari nikmat sekali maka sekaligus mendapatkan pengurangan satu porsi. Mengingkari nikmat berikutnya ya tentu akan mendapatkan porsi pengurangan berikutnya. Begitu seterusnya tentu akan menjadi ketidak-enakan dalam kehidupan, dalam bahasa kasar menjadi siksaan.
Konteks dua siklus ini dijelaskan secara gamblang dalam QS Ibrahim : 7, yakni;
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'”
Siklus atau putaran bersyukur ini secara logika sangat bisa diterima. Kita rasakan apabila kita mendapatkan suatu nikmat misalkan berupa rizqi keuntungan dalam berdagang. Maka tentu kita merasa senang sebab bisa bersyukur dan disayang Allah SWT. Dengan demikian kita akan bisa lebih ceria dalam berinteraksi dengan sesama. Hal ini akan lebih menjadi daya tarik kepada calon pembeli sebab bersikap lebih santun dan menyenangkan. Hal ini menjadi kunci bahwa rizqi akan bertambah.
Kondisi sebaliknya mendapatkan kenikmatan tetapi tidak mau mengakui atau mengingkari bahwa itu nikmat pemberian Allah SWT. Seperti beranggapan bahwa hasil perolehan itu murni merupakan hasil susah payahnya bekerja. Maka akan bersikap atau berpenampilan sombong, karena merasa bisa mendapatkan materi. Dengan demikian akan menghasilkan sikap angkuh yang sungguh tidak disukai kebanyakan orang. Sehingga akan terkucil, dan putaran pengingkaran berikutnya akan menjadikan terkucil dan tersiksa, na’udzu billah min dzalik.
Alhasil, apabila kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah, maka Allah akan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, apabila kita mengingkari nikmat Allah, maka berakhir azab Allah sangat berat (Modified Meta AI, 2025).
Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.
Surabaya,
29 Jumadil Akhir 1447
atau
19 Desember 2025
m.mustain
