*Kemerosotan Spiritualitas Budaya*

By : Dr. Ir. Hadi Prajoko, SH, MH Ketum PP. HPK

Kenyataan dalam rangka menjelaskan bagaimana bangsa yang dahulu memiliki kebudayaan tinggi dan spiritualitas yang kuat, tetapi sekarang mengalami kemerosotan dan kehilangan arah. Pentingnya menjelaskan bagaimana kartel-kartel agama dapat mempengaruhi politik dan kekuasaan, serta bagaimana hal ini dapat berdampak pada masyarakat dan bahwa fenomena ini bukanlah sesuatu yang unik, tetapi telah terjadi dalam sejarah manusia. Banyak bangsa yang dahulu memiliki kebudayaan tinggi dan spiritualitas yang kuat, tetapi kemudian mengalami kemerosotan dan kehilangan arah.

Dalam konteks Indonesia, kita dapat melihat bagaimana kartel-kartel agama dapat mempengaruhi politik dan kekuasaan. Mereka dapat menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka, tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat dan lingkungan.

Hal ini dapat berdampak pada masyarakat dan lingkungan, seperti yang kita lihat dalam kasus deforestasi dan kerusakan lingkungan. Kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk mempertahankan kepentingan mereka, tanpa memperhatikan dampaknya pada masyarakat dan lingkungan.

Kenyataan ini menekankan bahwa kita harus waspada terhadap fenomena ini dan berusaha untuk mempertahankan kebudayaan dan spiritualitas kita yang tinggi. Kita harus mempertahankan kebebasan berpikir dan beragama, serta memastikan bahwa agama digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat, bukan untuk kepentingan politik dan kekuasaan.

Referensi:

– Ricklefs, M. C. (2001). A history of modern Indonesia since c. 1200. Stanford University Press.
– Armstrong, K. (2001). The battle for God: A history of fundamentalism. Ballantine Books.
– Foucault, M. (1976). The history of sexuality. Vintage Books.
– Marx, K. (1844). A contribution to the critique of Hegel’ Nihilisme dan berbagai perspektif:

*Filosofis:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Nihilisme” yang dikemukakan oleh Friedrich Nietzsche. Nihilisme adalah keadaan di mana nilai-nilai dan makna hidup menjadi tidak jelas, dan manusia kehilangan arah dan tujuan.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kekuasaan yang tidak sah” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Nietzsche, F. (1883). Thus Spoke Zarathustra.

*Antropologi Budaya:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kultur yang Hilang” yang dikemukakan oleh Clifford Geertz. Kultur yang hilang adalah keadaan di mana nilai-nilai dan tradisi budaya menjadi tidak relevan dan tidak dipatuhi lagi oleh masyarakat.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kultur yang Hilang” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures.

*Sosiologis:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kekuasaan yang tidak sah” yang dikemukakan oleh Max Weber. Kekuasaan yang tidak sah adalah keadaan di mana kekuasaan digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi dan bukan untuk kebaikan masyarakat.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kekuasaan yang tidak sah” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Weber, M. (1922). Economy and Society.

*Politik:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kekuasaan yang tidak sah” yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes. Kekuasaan yang tidak sah adalah keadaan di mana kekuasaan digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi dan bukan untuk kebaikan masyarakat.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kekuasaan yang tidak sah” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Hobbes, T. (1651). Leviathan.

*Riset Sciencifik:*

– Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Social and Economic Research (ISER) pada tahun 2018 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Penelitian yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada tahun 2020 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kekuasaan politik dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: ISER (2018). The Role of Religion in Indonesian Politics. CSIS (2020). The Impact of Religion on Indonesian Politics.
Fenomena menjelaskan fakta hari ini dari konsep perspektif sosiologis dan politik yang didukung oleh riset-riset ilmiah.

*Sosiologis:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kekuasaan yang tidak sah” yang dikemukakan oleh Max Weber. Kekuasaan yang tidak sah adalah keadaan di mana kekuasaan digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi dan bukan untuk kebaikan masyarakat.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kekuasaan yang tidak sah” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Social and Economic Research (ISER) pada tahun 2018 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Weber, M. (1922). Economy and Society. ISER (2018). The Role of Religion in Indonesian Politics.

*Politik:*

– Fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kekuasaan yang tidak sah” yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes. Kekuasaan yang tidak sah adalah keadaan di mana kekuasaan digunakan untuk memperoleh kepentingan pribadi dan bukan untuk kebaikan masyarakat.
– Dalam konteks ini, kartel-kartel agama dapat dilihat sebagai contoh dari “Kekuasaan yang tidak sah” yang menggunakan agama sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Penelitian yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada tahun 2020 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kekuasaan politik dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Hobbes, T. (1651). Leviathan. CSIS (2020). The Impact of Religion on Indonesian Politics.

*Riset Sciencifik:*

– Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2019 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menemukan bahwa kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kekuasaan politik dan mempertahankan kepentingan mereka.
– Referensi: Universitas Indonesia (2019). The Role of Religion in Indonesian Politics. BPS (2020). The Impact of Religion on Indonesian Politics.

Dalam kesimpulan, fenomena ini dapat dilihat sebagai contoh dari konsep “Kekuasaan yang tidak sah” yang dikemukakan oleh Max Weber dan Thomas Hobbes. Kartel-kartel agama dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan mempertahankan kepentingan mereka, serta mempengaruhi kekuasaan politik dan mempertahankan kepentingan mereka.

Presiden Indonesia dari Soekarno sampai Megawati dan mulai SBY sampai Prabowo terus menerus menjadi budak kartel agama & tidak pernah percaya diri bila tidak didukung mengelola kekuasaan politik oleh kalangan kartel kartel Mafia pemimpin agama.

Pemimpin bangsa Indonesia sampai hari ini adalah bagian dari kekuatan mafia Yg dikendalikan oleh LSM, negara dalam ancaman, rakyat tertindas terus menerima kemelaratan

Jaga kebersihan nalar tetap berfikir Kritis.

Indonesia menuju kebangkrutan kesadaran

Spiritualitas Nusantara