*Peran Guru dan Ortu dalam Mencegah Bulying Anak Usia Dini*

 

Oleh: Lely Widorini Kurniawati,S.Pd.,M.Pd.
Mahasiswa Doktoral S3 PAUD Universitas Negeri Surabaya

*Membangun Generasi Empatik Sejak Usia Dini*

Fenomena bullying saat ini tidak hanya terjadi pada anak usia sekolah dasar atau remaja. Kasus serupa mulai muncul di lingkungan anak usia dini, walaupun seringkali dalam bentuk sederhana seperti ejekan, pengucilan, atau perebutan mainan secara kasar. Padahal, hal ini sebagai masa keemasan (golden age), di mana perkembangan sosial dan emosional anak berlangsung sangat cepat.

Menurut Erik Erikson (1963), anak usia dini berada pada tahap initiative versus guilt, yaitu masa ketika anak belajar berinisiatif dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jika pada tahap ini anak mengalami kekerasan atau penolakan dari teman sebaya, rasa percaya diri dan empati mereka bisa terganggu. Maka dari itu, peran guru dan orang tua sangat penting dalam mencegah perilaku bullying sejak dini.

Guru Sebagai Teladan Sosial dan Pelindung Anak

Guru di pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan sangat penting sebagai pendidik sekaligus teladan. Menurut Lev Vygotsky (1978), anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang yang lebih berpengalaman — termasuk guru. Maka, ketika guru menunjukkan sikap empati, adil, dan menghargai perbedaan, anak-anak akan meniru perilaku positif tersebut melalui proses modeling.

Selain itu, Robert Pianta (1999) menegaskan bahwa hubungan emosional yang positif antara guru dan murid dapat mengurangi kecenderungan perilaku agresif pada anak. Guru perlu membangun lingkungan belajar yang aman, hangat, dan inklusif. Mengamati dinamika antar anak, menegur dengan bijak saat muncul tanda-tanda bullying, serta menanamkan nilai saling menghormati adalah langkah nyata pencegahan di sekolah.

Orang Tua Sebagai Pendidik Pertama dan Cermin Anak

Di rumah, anak belajar melalui pengamatan terhadap perilaku orang tua. Teori Albert Bandura (1977) tentang social learning menjelaskan bahwa anak meniru apa yang mereka lihat dari figur orang dewasa di sekitarnya. Jika orang tua sering marah atau bersikap kasar, anak bisa meniru pola agresif tersebut di luar rumah. Orang tua khususnya Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak di rumah.

Sebaliknya, ketika orang tua menanamkan kasih sayang, empati, dan kebiasaan berdialog, anak belajar cara menyelesaikan konflik dengan damai. Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak juga penting untuk mencegah bullying. Anak yang merasa aman di rumah akan lebih mudah bercerita jika mengalami hal yang tidak menyenangkan di sekolah.

Kolaborasi Guru dan Orang Tua: Pondasi Pencegahan Bullying

Pencegahan bullying tidak dapat dilakukan secara sepihak. Diperlukan kerja sama yang erat antara rumah dan sekolah. Teori Urie Bronfenbrenner (1979) melalui Ecological Systems Theory menjelaskan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ketika nilai-nilai yang ditanamkan di rumah sejalan dengan di sekolah, anak akan memperoleh konsistensi dalam perilaku dan moral. Kegiatan seperti parent meeting, pelatihan parenting, dan komunikasi rutin antara guru dan orang tua menjadi wadah kolaborasi untuk membentuk karakter anak yang empatik dan menghargai sesama.

Pesan Moral dan Penutup

Bullying bukan hanya menyakiti fisik, tetapi juga melukai perasaan dan menghambat perkembangan sosial anak. Karena itu, pencegahannya harus dimulai dari tindakan kecil yang berlandaskan kasih sayang.

Seperti kata Maria Montessori (1949), “The greatest sign of success for a teacher is to be able to say, the children are now working as if I did not exist.” Guru dan orang tua hendaknya menjadi pembimbing yang menuntun dari belakang, memastikan setiap anak tumbuh mandiri dalam cinta dan empati.

Pesan moral:
“Anak yang dibesarkan dengan kasih sayang akan belajar mencintai. Anak yang tumbuh dalam empati tidak akan menjadi pelaku kekerasan.”

Penulis:
*Lely Widorini* adalah pendidik PAUD dari Jember dan Mahasiswa S3 Unesa Surabaya

Tagar:
#PendidikanAnakUsiaDini #AntiBullying #GuruDanOrangTua #PAUD #PendidikanKarakter #ParentingPositif #KompasianaEdu