MENGENAL PAGUYUBAN SANGKAN PARANING DUMADI SRI JOYOBOYO

Aliran Kejawen ”Sangkan Paraning Dumadi Sri Jayabaya” adalah aliran kepercayaan yang mempercayai adanya silsilah manusia yang digabungkan dengan cerita dalam pewayangan. Berikut adalah sedikit penjelasannya.

Menurut kepercayaan ini, sebenarnya pohon silsilah itu ada tiga golongan, yaitu: sejarah silsilah manusia, sejarah silsilah banu jan (yang sama sekali tidak diketahui manusia) dan sejarah silsilah campuran manusia dan banu jan (inipun tidak banyak diketahui kecuali dari Nabi Sis as.

Berikut ini adalah silsilah itu yang akhirnya menurunkan silsilah Raja Kadiri Jayabaya:

1. Nabi Adam (Sang Hyang Janmawalijaya / Sang Hyang Adhama)
2. Nabi Sis (Sang Hyang Syta)
3. Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya)
4. Sang Hyang Nurasa
5. Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa)
6. Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru)
7. Betara Brama / Sri Maha Punggung / Dewa Brama
8. Betara Sadana (Brahmanisita)
9. Betara Satapa (Tritusta)
10. Bambang parikanan
11. Resi Manumayasa
12. Resi Sekutrem
13. Begawan Sakri
14. Begawan Palasara
15. Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya)
16. Pandu Dewanata
17. Dananjaya (R.Arjuna)
18. R. Abimanyu
19. Prabu Parikesit
20. Prabu Yudayana
21. Prabu Yudayaka (Jaya Darma)
22. Prabu Gendrayana
23. Prabu Jayabaya
24. Prabu Jaya Amijaya
25. Prabu Jaya Amisena
26. Raden Kusumawicitra
27. Raden Citrasuma
28. Raden Pancadriya
29. Raden Anglingdriya
30. Prabu Suwelacala
31. Prabu Sri Maha Punggung
32. Prabu Kandihawan (Jayalengkara)
33. Resi Gatayu
34. Resi Lembu Amiluhur
35. Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati)
36. Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman)
37. Raden Banjaran Sari
38. Raden Munding Sari
39. Raden Munding Wangi
40. Prabu Pamekas
41. Raden Jaka Sesuruh (R. Wijaya / raja Majapahit)
42. Prabu Taruma (Bhre Kumara)
43. Prabu Hardaningkung (Brawijaya I)
44. Prabu Hayam Wuruk
45. Raden Putra
46. Prabu Partawijaya
47. Raden Angkawijaya (Damarwulan)
48. Bethoro Kathong
49. nDoro Prenggo

SANGKAN PARANING DUMADI

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari terjemahan yang mungkin berasal dari Kitab Sangkan Paraning Dumadi yang merupakan warisan leluhur Tanah Jawa.

Sebelum manusia itu lahir (dumadi) ke dunia adalah belum mempunyai nama (asmo/ asma/ nami/ aran/ jejuluk/ tetenger) yang bisa dikatakan belum ada. Dan setelah manusia itu lahir barulah akan diberi nama atau dengan kata lain mempunyai nama, dengan begitu artinya manusia itu asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian pada akhirnya menjadi tidak ada lagi /sempurna.

Kemudian syarat-syarat agar supaya bisa mendapatkan tempat hidup sebenarnya (sejatine urip) yang kekal, adalah bukan karena kata-kata siapa tetapi hanya melulu karena pengetahuan yang benar-benar karena diberi penglihatan batin (kawruh). Dan sekali lagi syarat-syarat itu bukan karena manusia (oleh manusia), tetapi benar adalah karena (……) orang Jawa tidak berani menyebutnya karena dianggap njangkar (tidak sopan), yaitu Gusti yang menciptakan jagat gumelar (bumi dan seisinya).

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com