Keraton Pakungwati Caruban Nagari Cirebon dibangun kembali

 

Oleh : H. Sujaya.

KERATON PAKUNGWATI CARUBAN NAGARI CIREBON DIBANGUN KEMBALI. Menurut sejarah bahwa Kerajaan Caruban Nagari Cirebon sejak tahun 1452 M. dimasa Pemerintahan Pangeran Cakrabuana (Ki Kiwu Cerbon) Raja Caruban Nagari Ke-1 dengan Gelar Raja Sri Mangana (Prabu Anom) dan dimasa pemerintahan Syeh Syarif Hidayatullah Raja Caruban Nagari Ke-2 dengan Gelar Raja Susuhunan Jati (Sunan Gunung Jati) sampai pada masa pemerintahan Raja Caruban Nagari Ke-7 bernama Pangearan Abdul Karim dengan Gelar Raja Panembahan Ratu 2 (Panembahan Girilaya) pusat pemerintahannya berkedudukan di KERATON PAKUNGWATI, namun sejak tahun 1667 M. dimasa penjajahan Belanda KERAJAAN CARUBAN NAGARI (Keraton Pakungwati) dipecah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu Kesultanan Kasepuhan, Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kacirbonan, maka sejak saat itu lambat laun Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) mulai dilupakan dan tidak dikenal lagi oleh masyarakat Cirebon dibawah kekuasaan penjajah Belanda, karena KERATON PAKUNGWATI sejak saat itu juga dikuasai oleh Kesultanan Kasepuhan dan diganti namanya menjadi Keraton Kasepuhan.
Oleh karena itu sejak dibangkitkannya kembali KERAJAAN CARUBAN NAGARI Cirebon pada tahun 2013 M. oleh Sri Raksabuana Kusuma (Kiageng Macan Putih) Drs. H. PC. Muhammad Muslim MP (Raja Caruban Nagari Ke-8), maka dibangun kembali Keratonnya yang disebut KERATON PAKUNGWATI Caruban Nagari Cirebon Trah Padjadjaran berdasarkan SK. Pendirian Keraton Nomer: 220/603/Bangdem tahun 2014 dari Kepala Badan KESBANGLINMAS Kab. Cirebon, dibangun diatas tanah milik pribadi dan menggunakan dana pribadi tidak menggunakan dana bantuan pemerintah ataupun dana bantuan dari pihak lain yang berlokasi di Desa Wargabinangun Kec. Kaliwedi Kab. Cirebon Jawa Barat 45165.
Demikianlah penjelasan ini semoga bermanfaat untuk kita semua sebagai pengetahuan sejarah yang sebenarnya, agar anak cucu kita tidak lagi dibodohi dengan sejarah peteng (sejarah gelap) hasil rekayasa sejak zaman penjajahan Belanda.