Dengan Ayam Ketawa KAMI KELILING INDONESIA

By Mas Samsul Hadi

Makassar, MenaraMadinah.Com
Ayam Ketawa atau Manu Gaga alias Manu Macawwa
Sidrap Pinrang Sulsel Asal Mulanya..
Kini penggemar Unggas di Pulau Jawa Mempopulerkannya hingga dikenal di seluruh kota bahkan sampai ke Ibukota Jakarta.

Yang menggembirakan seorang ilmuwan di kampus UGM ingin menelitinya secara akademik, tentang fenomena fisik genetik Ayam Ketawa.
Luarr biasa…

Sejak tahun 2010 Ayam Ketawa sudah populer di lokalan Sidrap Pinrang Sulawesi Selatan, hingga akhirnya merambah di kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Saat itu momentum Pilgub SulSel, sehingga Konkurs Seni Suara Ayam Ketawa sering digelar. Bahkan mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo SH MH ( kini Menteri Pertanian RI) pernah mensponsori Lomba Ayam Gaga’ dalam gawe ” Gubernur Manu’ Macawa Cup”, dengan hadiah menggiurkan beberapa Sepeda Motor, TV, Kulkas dan Hadiah lainnya.

Berkat Ayam Ketawa, penulis bersama 5 Tokoh Masyarakat ( Penggemar Ayam Ketawa Asal Makassar) juga berkesempatan keliling 13 kota di Jawa Indonesia. Yakni, DKI Jakarta ( TMII), Yogjakarta, Magelang, Semarang. Salatiga, Surakarta, Sragen, Ngawi, Madiun, Blitar, Mojokerto, Surabaya, Madura.
Tujuannya tiga, pertama memperkenalkan Ayam Ketawa, kedua Menggelar Lomba dan ketiga Menjalin Silaturohim antar Anak Bangsa.

Ayam Ketawa termasuk unggas yang unik. Tubuhnya cenderung ringan mirip ayam kampung, namun suaranya beda. Ada tiga jenis suara, yakni Slow ( Gaga’), Dangdut dan Garetek alias Rock.

Dalam setiap ajang lombapun dipilah dalam 3 kategori tersebut, slow, dangdut dan garetek.
Kategori slow penilaian meliputi Suara Awal ( Angkatan) , tengah dan penutup. Minimal 4 ketukan tengahnya.

Kategori dangdut , diutamakan suara ulang minimal 8-9 ketukan.
Sedangkan kategori Garetek, dihitung berdasarkan jumlah banyaknya bunyi dalam babak.

Untuk kategori Slow dan Dangdut, penilaian juga berdasar kejernihan suara, ketajaman bunyi dan irama. Disini ada istilah bunyi ” kuiiik” yang menjadi kunci penilaian. Semakin runcing bunyi kuiiik, semakin menarik perhatian dewan juri.

Pada masa jayanya ( 2012-2013) harga seekor Ayam Ketawa Juara Lomba bisa mencapai puluhan juta rupiah. Namun saat ini merosot hanya kisaran ratusan ribu , paling banter 1-2 juta seekornya.

 

 

Semoga Komoditi hobbies ini mampu kembali mendongkrak ekonomi rakyat bawah ( petani peternak ayam) , sekaligus menumbuhkembangkan destinasi wisata nusantara disaat santernya gemburan budaya asing yang melemahkan nilai kearifan lokal di tanah air Indonesia.

(Samsul Hadi,/MenaraMadinah.Com)