Menunggu Bayi DI’s Way; Harian Bukan Koran

Oleh : Drs. Machmud Suhermono, M.IKom,  M.IP

Banyak yang terkejut, heran, namun tak sedikit juga yang memahami dan mengapresiasi, ketika mendengar Pak Boss Dahlan Iskan mau membikin media koran atau platform media cetak lagi. Meski DI’s Way disebutnya bukan Koran, namun Harian dan untuk sementara hanya beredar di Surabaya.

Sebab, selepas dari Jawa Pos, sekitar 3 tahun lalu, pak Dahlan memang masih menulis hampir setiap hari, namun ditayangkan di media onlinenya disway.id dan kemudian seperti biasanya, tulisan itu diambil seutuhnya oleh kawan-kawan untuk ditayangkan dan dimuat di media lainnya, baik online maupun cetak.

Melihat semangatnya untuk menyelamatkan industri pers, wabil khusus media cetak, tentunya sikap ini dilandasi oleh kegelisahannya tentang kualitas media yang cendurung menurun, sering menabrak etika, kode etik jurnalistik dan standar peliputan.

Memang kalau melihat tayangan atau berita dari media masa kini, sering kali materinya hampir sama. Bahkan karena kemajuan dan kemudahan tekhnologi, tidak sedikit materi berita kloning, minta foto dan transfer gambar video liputan, mewarnai kinerja kawan-kawan wartawan di lapangan.

Begitu juga dengan narasumber, dulu setiap berita yang tayang, minimal harus ada dua narasumber. Karena prinsipnya, satu narasumber itu bukan berita. Hal itu sesuai dengan kaidah jurnalistik bahwa sebuah berita harus melalui proses klarifikasi, validasi data dan fakta atau check and balance. Sehingga ketika dimuat sudah cover both side.

Prinsip-prinsip itu yang kini mulai longgar, banyak berita yang hanya berisi satu narasumber. Bahkan ada yang cuma mencuplik dari media sosial para artis atau tokoh politik tanpa konfirmasi.

Kembalinya pak Dahlan dalam industri pers, tentunya tidak dilandasi dengan bisnis murni. Namun ingin memberi semangat bagi industri pers yang kini kelimpungan akibat pandemi Covid-19. Meski sebelum pandemi juga sudah banyak media cetak yang tutup atau oplahnya turun drastis.

Pak Dahlan termasuk salah satu tokoh media yang yakin, bahwa media cetak tidak akan habis. Dia mungkin masih melihat ada celah untuk mengembangkan media cetak, tentunya dengan format, materi dan tampilan yang sungguh-sungguh berbeda.

Sehingga DI’s Way yang akan terbit pada 4 Juli 2020 nanti, tidak mau disebut Koran, namun Harian.

Ya kembalinya pak Dahlan di dunia media ini bisa juga disebut back to back. Di dunia ini hanya tokoh sekaliber Napoleon Bonaparte yang pernah melakoninya.

Kaisar Perancis itu pernah kehilangan tahta dan dibuang ke Pulau Elba, pada tahun 1814, usai kalah perang saat menyerbu Rusia. Namun pada tahun 1815, Dia berhasil meloloskan diri dan kembali ke Perancis. Tak lama? kemudian Napoleon bisa menjadi Kaisar lagi.

Bagaimana bentuknya Harian DI’s Way?
Yaa kita tunggu saja akhir pekan nanti