Dilema Media Sosial Dalam Menjaga Toleransi Indonesia

 

Jember, 28 September 2019-menara madinah.com
Media sosial kini menjadi kebutuhan bagi masyarakat di era revolusi industri 4.0., termasuk di Indonesia. Bahkan menurut riset We Are Social tahun 2019, ada 150 juta pengguna media sosial di nusantara.

 

Data ini menunjukkan bahwa kekuatan sosial media tidak bisa dipandang remeh, artinya jika digunakan untuk tujuan yang baik maka media sosial akan memberikan manfaat yang luar biasa. Sebaliknya jika salah menggunakannya, maka media sosial bisa membawa dampak negatif yang merusak. Dilema media sosial ini menjadi bahasan dalam kegiatan “Bincang Teras Negeriku yang mengambil tema Memelihara Toleransi Perkuat NKRI yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember bekerjasama dengan Kementerian Kominfo RI di halaman Gedung Soerachman (28/9).

Menurut Bambang Gunawan, Direktur Informasi dan Komunikasi Politik Hukum dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, saat ini PBB telah mengakui bahwasanya pemanfaatan media sosial adalah bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM), oleh karena itu pemerintah RI menjamin warganya untuk menggunakan media sosial. Dari data yang ada, diperkirakan ada 300 juta telepon seluler yang beredar di Indonesia, sementara jumlah rakyat Indonesia di angka 260 juta jiwa. Data ini menggambarkan aktifnya media sosial di Indoensia. Namun di sisi lain penyalahgunaan media sosial masih marak terjadi, termasuk penyebaran hoax yang berpotensi merusak toleransi dan persatuan NKRI.

Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Kominfo mengambil langkah take down dan slow down untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Take down artinya menghapus situs dan media sosial tertentu seperti situs radikal. Sementara slow down adalah tindakan memperlambat koneksi internet, seperti yang dilakukan saat sidang kasus Pilpres di MK dan saat kerusuhan di Papua, jelas Bambang Gunawan yang juga alumnus Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember ini.

Bambang Gunawan lantas menambahkan, Kementerian Kominfo terus berusaha agar masyarakat Indonesia lebih bijaksana dalam bermedia sosial, diantaranya dengan gencar menyosialisasikan literasi media dan literasi digital termasuk budaya cek dan ricek. Harus diakui budaya baca kita masih rendah, maka tidak heran jika terkadang tanpa membaca dengan tuntas sebuah informasi, lantas langsung menyebarkan kepada orang lain. Ditambah lagi kentalnya budaya ngerumpi maka informasi yang salah bisa tersebar dengan cepat. Salah satu cara meningkatkan literasi media dan literasi digital dengan kegiatan Bincang Teras Negeriku yang menyasar kalangan muda seperti mahasiswa, imbuhnya.

Sementara itu pembicara lainnya, Akhmad Taufik, Ketua LP3M Universitas Jember menekankan pada pentingnya pembentukan kedewasaan sosial masyarakat Indonesia. Menurutnya, dengan kondisi Indonesia yang tersusun atas beragam agama, suku, bahasa dan adat istiadat maka sudah seharusnya kita semua paham akan batas sensitivitas yang ada. Masyarakat harus makin dewasa, jangan sampai batas sensivitas tadi ditabrak, semisal mengenai suku, agama, ras dan antar golongan. Pemerintah memang bisa membatasi akses kepada media sosial, tapi jika tidak diimbangi dengan pendekatan persuasif kepada subyek semisal kelompok berbasis ideologis maka pembatasan tadi tidak akan selalu berhasil. Kata kuncinya memang kedewasaan sosial dan toleransi, tegasnya.

Kegiatan Bincang Teras Negeriku yang dipandu oleh komika Vikri Rasta berjalan gayeng, dihadiri oleh 300 mahasiswa Universitas Jember. Selain menghadirkan pembicara Dari Kementerian Kominfo dan Universitas Jember, tampil pula staf khusus Menkopolhukam, Sri Yunanto. Sebelumnya dalam sambutan pembukaannya, Prof. M. Sulthon Masyhud, Wakil Rektor III Universitas Jember berharap agar kegiatan Bincang Teras Negeriku menjadi bagian dari pendidikan karakter di Kampus Tegalboto. Kegiatan Bincang Teras Negeriku juga menjadi kegiatan pembuka dari rangkaian kegiatan Festival Literasi Nusantara yang digelar oleh LP3M Universitas Jember dalam rangka Dies Natalis ke 55 Universitas Jember.

Kegiatan Bincang Teras Negeriku ini menjadi bagian dari Festival Literasi Nusantara, yakni Literasi Kebangsaan. LP3M juga akan menggelar kegiatan literasi lainnya semisal literasi puisi bagi siswa SMA, lomba esai Keindonesiaan bagi mahasiswa dengan tema dari Universitas Jember untuk Indonesia, serta seminar sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya dan seminar pendidikan sastra Indonesia di FKIP. Kesemuanya dalam rangka memperingati Dies Natalis ke 55 Universitas Jember, pungkas Akhmad Taufik. Selain menggelar kegiatan diskusi, LP3M juga mengadakan kompetisi mural bertema menjaga toleransi Indonesia.

Agung Purwanto

Jurnalis Citizen Humas Unej