
Oleh: Imam Kusnin Ahmad SH. Wartawan Senior dan Aktif di PW ISNU Jawa Timur.
MUSYAWARAH Daerah (Musda) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur telah berlangsung dengan sukses di Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya, pada 26–27 Desember 2025.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini menghasilkan kepemimpinan baru dan mendapatkan apresiasi tinggi terhadap prestasi MUI Jatim masa khidmat sebelumnya, sambil menegaskan peran penting ulama dalam kemaslahatan umat dan bangsa.
*Penetapan Pimpinan Baru MUI Jatim 2026–2031*
Selama Musda XI, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum MUI Jawa Timur periode 2026–2031.
Selain itu, beberapa jajaran pengurus Dewan Pimpinan MUI juga telah terpilih, antara lain Prof. Akh. Muzakki (Wakil Ketua Bidang Pendidikan), Prof. Abd. Halim Soebahar (Wakil Ketua Bidang Agama), Prof. Thohir Luth (Wakil Ketua Bidang Ekonomi), Dr. H. M. Hasan Ubaidillah, M.Si (Sekretaris Umum), dan H. Rasidi, SE (Bendahara Umum).
Pemilihan pimpinan dan penyusunan dewan dilaksanakan melalui tahapan terstruktur: penetapan formatur, pemilihan ketua umum, penyusunan Dewan Pimpinan, serta pemilihan dan penyusunan Dewan Pertimbangan.
*Apresiasi KH. Anwar Iskandar Terhadap Capaian Masa Lalu*
Ketua Umum MUI Pusat KH. Anwar Iskandar menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas terselenggaranya Musda XI. Ia menekankan bahwa capaian MUI Jatim selama periode 2020–2025 patut dipertahankan dan dilanjutkan, terutama keberhasilan yang dicapai oleh KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah sebagai ketua masa lalu.
Menurutnya, amanah berkhidmat di MUI merupakan bentuk keberlanjutan perjuangan Rasulullah SAW yang sarat dengan nilai ibadah dan kemaslahatan, baik di dunia maupun akhirat.
KH. Anwar juga menegaskan bahwa MUI sebagai wadah perpaduan ulama dari berbagai latar belakang organisasi kemasyarakatan Islam memiliki tujuan bersama: menghadirkan kemaslahatan bagi bangsa dan negara. Keberagaman ormas, amaliyah, dan program di dalam MUI justru menjadi modal penting untuk membangun sinergi kuat.
Ia mengingatkan bahwa tantangan ke depan tidak mudah, antara lain mensejahterakan umat, memerangi kebodohan dan kemiskinan, serta menangani pengaruh negatif digitalisasi yang merupakan jihad di masa sekarang.
Oleh karena itu, penajaman program MUI dalam meningkatkan kualitas keilmuan sumber daya manusia sangat krusial untuk menyelamatkan masa depan anak cucu.
*Pesan Gubernur Khofifah: Penguatan Ukhuwah dan Kelembagaan*
Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi atas prestasi luar biasa MUI Jatim masa khidmat sebelumnya, yang telah menunjukkan kinerja solid dengan dukungan “skuadron” dan perangkat organisasi yang kuat, sehingga memberikan penguatan nyata bagi kehidupan keumatan dan kebangsaan.
Ia menekankan bahwa ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah merupakan dua pilar penting yang harus terus dirajut bersama, terutama di tengah dinamika global yang menuntut kekuatan fondasi kebangsaan.
Khofifah juga menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan (institutional building) dan peningkatan kapasitas (capacity building) di tubuh MUI di semua lini, sejalan dengan peran strategis ulama sebagai waratsatul anbiya’ yang harus menghadapi berbagai tantangan.
Ia berharap para ulama Jawa Timur dan Indonesia selalu diberikan kekuatan dan soliditas oleh Allah SWT dalam menjalankan peran pencerahan, penerangan, dan bimbingan kepada masyarakat.
Perjuangan MUI Jawa Timur tidak hanya sekadar tugas organisasional, melainkan jihad yang penuh makna untuk melanjutkan amanah Rasulullah SAW dalam menghadirkan kemaslahatan.
Setiap langkah yang diambil, baik dalam memajukan pendidikan, memelihara keimanan, maupun meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat, adalah investasi bagi dunia dan akhirat.
Semoga pimpinan baru MUI Jatim periode 2026–2031 diberikan kekuatan, hikmah, dan keberanian untuk menjalankan tugasnya dengan amanah dan x kebangsaan. Allahumma amiin.****
